2021 Perlu Perkuat Operator SIGA

Bengkulu, IPKB – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejak 2018 lalu telah luncurkan aplikasi anyar yang disebut Sistem Informasi Keluarga (SIGA). Diluncurkannya SIGA guna terbangun sistem data dan informasi yang lebih mumpuni dalam mengintervensi program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana).

Sejak diluncurkannya aplikasi tersebut, Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu sosialisasikan serta latih sejumlah tenaga operator SIGA di sejumlah daerah kabupaten/kota. Namun, aplikasi yang diharapkan untuk meningkan ketersediaan dan kualitas data serta informasi kependudukan baru dapat diterapkan di dua kabupaten yakni Kabupaten Bengkulu Utara dan Kepahiang, dan delapan kabupaten lainnya masih tahap ujicoba.

Koordinator Bidang ADPIN Pwk BKKBN Prov. Bengkulu Drs. Zainin

Setelah dua tahun diluncurkan secara nasional, BKKBN Provinsi Bengkulu turun gunung untuk mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan aplikasi SIGA di daerah baik terhadap kabupaten yang tahap ujicoba, maupun kabupaten yang telah menerapkannya.

Koordinator Bidang Advokasi dan Penggerakan Informasi (ADPIN) Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Drs. Zainin melaui Koordinator Sub Bidang Data dan Informasi Agus Feriansyah Dalimunthe, S.Kom mengatakan, monev SIGA untuk mengetahui saraca langsung di lapangan kondisi kesiapan tenaga operator dalam melaksanakan aplikasi tersebut.

” Monev tahun ini telah dilakukan pada dua kabupaten, yakni Kabupaten Kepahiang dan Bengkulu Tengah yang berlangsung pekan ke-dua November 2020, ” kata Agus.

Ia menyebutkan, dari hasil monitoring itu kesimpulan sementara bahwa untuk mencapai tujuan berdasarkan road maap SIGA pada 2021 aplikasi tersebut dapat berjalan disejumlah wilayah. Maka masih perlu penguatan kembali tenaga operator di sejumlah daerah kabupaten, ujar Agus Feriansyah Dalimunthe.

Melalui penguatan tenaga operator itu maka pada 2021 SIGA diharapkan dapat berjalan untuk dapat memberikan data keluarga yang valid. SIGA menjadi ‘kendaraan’ yang begitu penting bagi BKKBN khususnya. Karena, data dan informasi keluarga berfungsi sebagai alat monitoring dan dasar perencanaan, pengukuran kinerja dan peta kerja pada setiap tingkatan wilayah pelaksanaan program Bangga Kencana, sebutnya.

Menurut dia, untuk menghasilkan data akurat, data yang ditampilkan harus benar-benar sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan. Kebenaran data dan informasi akan memberikan potret yang sama dengan gambaran wilayah. “Guna mendapatkan data yang baik maka harus objektif yang sesuai dengan keadaan sebenarnya representatif (mewakili semua kondisi), up to date (kekinian), relevan, dan mempunyai tingkat kesalahan baku (standard error) yang kecil, untuk menjawab semua itu, kata Agus maka BKKBN luncur dan kemban gkan aplikasi SIGA. (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *