BKB Upaya Cegah Stunting
Bengkulu, IPKB – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berupaya untuk mengurangi angka stunting di tanah air dengan menempatkannya
sebagai Program Prioritas Nasional (Pro-PN) 2020. Program Bina Keluarga Balita (BKB) salahsatu yang dilaksanakan upaya mencegah stunting. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orangtua dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak.Ā Orangtua perlu pengetahuan tentang pengasuhan, mulai dari usia hamil hingga pada bayi berumur dua tahun atau yang dikenal dengan istilah 1000 hari pertama kelhidupan (HPK).
Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Drs. Arsyad, M.Si kepada wartawan di ruang kerjanya belum lama ini mengatakan, BKKBN melalui UU Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Mengemban amanat dalam pembangunan penduduk dan peningkatan kesehatan dan kualitas keluarga. Untuk mewujudkan hal itu terdapat pengembangan program BKB. Melalui program tersebut dapat menumbuhkan pengetahuan orangtua dalam pengasuhan yang baik.
Ia mengatakan, upaya mencegah stunting pihaknya terus gencarkan sosialisasi pengasuhan 1000 HPK periode emas bagi tumbuh kembang seorang anak. Seribu hari pertama kehidupan ini terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada 2 (dua) tahun pertama kehidupan seorang anak.
Apa yang terjadi pada masa ini, termasuk nutrisi yang diterima oleh bayi saat dalam kandungan dan menerima ASI, memiliki dampak jangka panjang terhadap kehidupan saat usia dewasa.
Pencegahan stunting harus dimulai dari bayi yang belum lahir. Sampai dengan bayi yang sudah lahir di 1.000 hari pertama kehidupannya. Dimana orangtua harus mempersiapkan kesehatannya, agar stunting tak terjadi pada anaknya kelak.
Masih Arsyad, selain peningkatan promosi 1000 HPK, BKKBN juga sosialisasikan penyiapan perencanaan kehidupan keluarga bagi remaja serta peningkatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi berbasis komunitas, ujar Arsyad.
Pada 2020, Pro-PN pencegahan stunting menyasar empat kabupaten dengan 40 desa, yakni Kabupaten Kaur 10 desa dan Kabupaten Bengkulu Utara masing-masing 10 desa dan Kabupaten Seluma sebanyak 20 desa.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat angka stunting nasional sebesar 30,08 persen yang mengalami penurunan dari Riskesdas 2013 yang mencapai angka 37,2 persen. Di Bengkulu pun mengalami prestasi yang sama dengan menurun dari 39,7 persen menurun hingga pada angka 28 persen.
Dengan terus mengembangkan program bina-bina diharapkan dapat berkontribusi dalam menekan angka stunting di Bengkulu maupun nasional umunya, pungkas Arsyad. (rs)