Apdesi Diminta Atasi Stunting Dengan Tingkatkan Peran Pemdes

Bengkulu, IPKB – Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) diminta untuk ambil bagian dalam konvergensi penurunan stuntig. Dengan meningkatkan peran pemerintahan desa.
Peran pemerintah desa dalam konvergensi penurunan stunting yaitu, mensinkronkan perencanaan dan penganggaran, mengoptimalkan penggunaan dana desa,memastikn sasaran prioritas penerima intervensi, mengkoodinasikan pendataan secara rutin, meningkatkan kapasitas aparat desa, kader dan masyarakat serta memperkuat pemantauan dan evaluasi.
Melalui beberapa peran tersebut dapat menyuarakan atau mensosialisasikan pendewasaan usia kawin pertama (PUP) bagi remaja. Agar dapat mencegah pernikahan usia anak. Remaja yang sehat untuk menikah atau usi ideal menikah untuk remaja wanita 21 tahun dan 25 tahun untuk remaja pria.
Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dari Fraksi PDIP daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Bengkulu Elva Hartati, S.IP., M.M saat kampanye percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Kampung Berkualitas (KB) Desa Karang Dapo, Kecamatan Semidang Gumay Kabupaten Kaur Bengkulu, Jumat,5/8.
Kampanye stunting yang berlangsung akhir pekan pertama Agustus itu dihadiri Bupati Kaur Lismidianto, S.H., M.H dan Wakil Bupati Herlian Muchrim dan pejabat di lingkungan Pemkab Kaur. Dan sejumlah kepala desa di
Kecamatan Semidang Gumay atau Apdesi tingkat kecamatan. Disampaikan Elva, agar kepala desa untuk tidak ragu dalam mendukung pelaksanaan program penurunan stunting yang menjadi prioriras nasional itu. “Pak Kades jangan ragu untuk menggunakan dana desa (DD) dalam mendukung pelaksanaan stunting, karena itu sudah ada regulasinya dalam permendes, ujarnya.
Khususnya desa sebagai lokasi fokus (lokus) penanganan stunting. Dengan kebijakan peluncuran program pemenuhan gizi masyarakat desa. BKKBN telah menggiatkan program dapur sehat atasi stunting (Dashat) di desa-desa, harap Elva.
“Mari kita tingkatkan pangan lokal, dengan memanfaatkan lahan kosong agar bermanfaat melalui kegiatan menggalakkan tanam sayur, budidaya ikan, ternak ayam petelur, itu langkah untuk menciptakan desa sehat dan kaya pangan lokal”.
Sementara itu, Bupati Kaur Lismidianto dalam sambutannya mengajak segenap jajaran pemerintahan dan masyarakat di daerah itu untuk membuat konsep kerja agar terarah dan terencana yaitu dengan konsep cara berpikir dan cara bekerja (CBCB).
Dengan bekerja dan berkonsep maka pelaksanaan program prioritas nasional itu dapat di berkontribusi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM).”Kita akan mampu menurunkan stunting yang terdapat di desa sekalipun desa atau wilayah pelosok,” kata bupati.
Ia menyebutkan desa di Kabupaten Kaur terdapat sebanyak 192 desa dan tiga kelurahan. Pada 2022 ini sebanyak 70 desa sebagai lokasi fokus penanganan stunting di Kaur.
Melalui kerja dengan konsep yang jelas dan dilakukan secara multi pihak maka stunting di Kabupaten Kaur dapat ditekan hingga pada 9,3 persen pada 2024. Dan zero stunting pada 2030 mendatang, demikian Lismidianto. (rs)