Bengkulu Raih Puluhan Ribu Akseptor Baru

Bengkulu, IPKB – ” Berencana itu keren ” masih segar ingatan kita dengan tegline baru Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) program Keluarga Berencana (KB) yang telah dikembangkan sejak akhir tahun 70-an. KB adalah program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk di suatu negara.

Program KB tidak semata-mata untuk memenuhi target pemerintah. Dilihat dari kacamata medis, program tersebut memiliki banyak keuntungan bagi kesehatan setiap anggota keluarga bahkan bermanfaat dari aspek ekonomi.

Pelayanan KB mobile di Bengkulu, dengan pemasangan implant upaya meningkatkan kualitas prorgam KB.

Upaya mencapai sasaran tersebut, Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu pada 2020 meraih puluhan ribu akseptor baru dengan berbagai metode dan jenis kontrasepsi. Metode jangka panjang jenis kontrasepsi intera uterine device (IUD), implant, Medis Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW). Dan metode jangka pendek seperti suntik, pil, kondom.

” Hingga Oktober 2020, peserta KB baru di Bengkulu terdapat sebanyak 22.798 akseptor yang tersebar di sejumlah daerah kabupaten/kota di daerah ini ,” kata Koordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Edi Sofyan, SE., MM kepada wartawan di kantornya.

Ia merincikan, peserta sebanyak itu terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 2.850, Bengkulu Selatan 1.760, Rejang Lebong sebanyak 3.103, Kota Bengkulu terdapat 3.384 akseptor, Kabupaten Mukomuko 1.873 peserta dan Kaabupaten Kaur sebanyak 2.232 peserta baru. Sementara, untuk peserta baru di Kabupaten Seluma mencapai 2.045 peserta, Kepahiang 2.215, Kabupaten Lebong sebanyak 2.411, dan untuk capai Kabupaten Bengkulu Tengah yang merupakan daerah pemekaran dari kabupaten induk Bengkulu Utara hanya terdapat 925 akseptor baru.

Dari data capaian yang diperoleh tersebut, menempati posisi peringkat teratas dengan sebesar 77, 02 persen yaitu Kabupaten Lebong, sementara posisi ke-dua yaitu Kabupaten Kepahiang sebesar 81,02 persen dan posisi ke-tiga besar dalam capai dengan 49, 09 persen, ujarnya.

Ia mengaharapkan, peserta KB, baik yang baru maupun yang ulang agar dapat meningkatkan kualitas program untuk menekan angka kelahiran sehingga dapat mencapai tujuan dari program KB untuk menurunkan angka kelahiran. Terbukti, sejak dikembangkannya pada 1970an, KB berhasil menekan kelahiran dari TFR 5,6 menjdai 2,4 anak lahir (SDKI 2017). (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *