Bengkulu Targetkan 52 Ribu Lebih Peserta KB Baru
Bengkulu, IPKB – Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) pada 2021 targetkan 52 ribu lebih peserta KB baru. Hal itu untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kependudukan melalui pengaturan jarak kehamilan.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi daerah ( Rakorda ) dan Rakornis program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berancana ( Bangga Kencana ) 2021, telah disepakati target peserta baru ( PB ) sebanyak 52. 251 akseptor, kata Koordinator Bidang Advokasi dan Penggerakan Informasi ( ADPIN ) BKKBN Provinsi Bengkulu Drs. Zainin kepada wartawan di kantornya belum lama ini.
Peserta sebanyak itu dapat menggunakan sejumlah metode kontrasepsi, terdapat metode jangka panjang, seperti intera uterine device ( IDU ) 3.319 peserta, implant 6.418, Medis Operatif Wanita ( MOW ) sebenyak 447 peserta, Medis Operatif Pria ( MOP ) 15 akseptor. Sedangkan sasaran terhadap metode jangka pendek, kondom sebanyak 3.238, suntik mencapai 28.896 peserta, pil sebanyak 9.918 akseptor, rinci Zainin.
Disebut Zainin, sasaran tersebut telah disepakati bersama oleh sejumlah pemerintah daerah kabupaten/kota melalui lembaga pemerintah pelaksana program Bangga Kencana. Kota Bengkulu dengan sasaran 10.311 peserta, Bengkulu Tengah 1.898 akseptor, Kepahiang 2.391, Lebong 2.262, Mukomuko 5.568, Seluma 4.376, Kabupaten Kaur 4.317, Bengkulu Utara sebanyak 6.332, dan Rejang Lebong 8.195 peserta, Bengkulu Selatan sebanyak 6.601 akseptor, jelas Zinin.
Dengan target kerja tersebut dapat mencapai tujuan dari pelaksanaan program keluarga berencana ( KB ). Tujuan dilaksanakan program KB untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Zainin menambahkan, dengan ber-KB berarti keluarga dapat menyelamatkan kehidupan serta meningkatkan status kesehatan ibu dan anak. Terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran, serta mengurangi tingkat risiko kematian pada bayi, demikian Zainin. (rs)