Bengkulu Utara Miliki Tiga Sekolah Siaga Kependudukan

Launching Rumah Dataku di Desa Sumber Agung Kec. Arma Jaya Kab. Bengkulu Utara

Bengkulu, IPKB – Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu miliki tiga sekolah siaga kependudukan (SSK). Terdapat SSK tingkat SMA/SMK dua sekolah yakni SMAN 1 Bengkulu Utara, dan tingkat SMP sebanyak satu sekolah yaitu SMN 4 Bengkulu Utara.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Bengkulu Utara drg. Adi Fitridin mengatakan, SSK adalh sekolah yang mengintegrasikan pendidikan keoendudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran. Untuk memberikan pengetauan kepada pelajar tentang pentingnya pengetahuan kependudukan.
Ia menyebutkan, pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang mana menekankan pada peningkatan kualitas SDM dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur.
Sebab untuk mencapai visi dan misi pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara diukur dengan indek pembangunan manusia (IPM). Yang terdiri dari tiga unsur utama yakni angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah serta tingkat pendapatan per kapita.
Disampaikan Adi, melalui SSK dapat menekan permasalahan kependudukan yang ada di daerah itu. Dan pada akhirnya dapat mendukung pencapaian visi dan misi pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara. Yang di ukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM).
Menurut dia, keberhasilan IPM dilihat tiga indikator, yakni meningkatnya angka harapan hidup (AHH) rata- rata lama.sekolah, dan ekonomi, ujarnya.
Memperhatikan aspek kualitas masyarakat di Bengkulu Utara, dimana IPM sebesar 68,36 persen, kemiskinan 11,81 persen.
Ditambahkan Adi, masih ada persoalan mendasar yabg menyangkut kehiduoan masyarakat di daetah itu. Dimana Kabupaten Bengkulu Utara secara nasionalasuk dalam penggarapan 168 daerah mengenai stunting. Dan dengan rata lama sekolah hanya selama 7, 85 tahun, angka tersebut menunjukkan pendidikan masyarakat hanya mengeyam pendidikan SLTP, sebutnya.
Melalui program pengendalian penduduk KB dan pembangunan keluarga dapat menekan sejumlah persoalan kependudukan, harap Adi. (rs)