Gusnan Minta Masyarakat Bengkulu Selatan Pahami Risiko Stunting

Bengkulu, IPKB – Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi, SE., MM mengajak masyarakat di daerah itu untuk meningkatkan pengetahuan dan memahami risiko stunting bagi kehidupan keluarga. Pasalnya stunting dinilai dapat menjadi beban dalam pembangunan nasional. Dengan memahami penyebab dan risiko maka keluarga dapat mencegah terjadinya stunting dalam keluarga.

Bupati BS Gusnan Mulyadi, SE., MM saat sosialisasi Penguatan PK di Bengkulu Selatan, Minggu,6/6.

Pengetahuan tentang hal itu perlu dibekali masyarakat mulai dari remaja, ibu hamil, menyusui. Agar dapat memberikan asupan nutrisi bagi janin, bayi hingga balita. Dengan asupan nutrisi yang cukup maka akan terhindar dari risiko stiunting dan menekan prevalensi tubuh kerdil.

” Pengetahuan tentang stunting itu mulai dari remaja, dam bahkan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan pun menjadi bagian dari media untuk mencegah stunting ” .

Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang anak. Selain faktor lingkungan, juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Akan tetapi, sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.

Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, perkembangan otak yang tidak maksimal yang dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.

Hal itu disampaikan Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi, SE., MM saat sosialisasi penguatan PK 21 bersama mitra kerja DPR RI di Desa DaratSawah Kecamatan Seginim, Bengkulu Selatan, Minggu, 6/6.

Hadir dalam sosialisasi program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana itu, Ketua TP PKK Kabupaten Bengkulu Selatan, Nurmalena Gusnan, Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Selatan, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, S.IP., MM, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi., MM.

Didepan ratusan peserta sosialisasi penguatan PK bersama mitra kerja DPR RI itu, Gusnan juga mengingatkan masyarakat setempat untuk mendukung penuh pelaksanaan PK. Sebab pendataan keluarga itu upaya untuk mengumpulkan data keluarga yang benar. Melalui data yang baik dan valid maka dapat membantu pemerintah menyusun rencana dalam pembangunan nasional.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi., MM kepada wartawan usai mengikuti sosialisasi menyebutkan, dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak ( HPK ). Hitungan 1.000 hari dimulai sejak janin sampai anak berusia dua tahun. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun (periode 1000 HPK ) merupakan periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek. ( rs )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *