Bupati : Petugas KB Gunakan Medsos Edukasi Masa Covid-19
Kunjungan kerja Kepala Pwk BKKBN Provinsi Bengkulu kepada Bupati Bengkulu Selatan, Selasa,12/5 (AKIE BKKBN/Idris)
Bengkulu, IPKB – Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi, SE. MM mengimbau kepada sejumlah petugas keluarga berencana (PKB) di daerah itu agar meningkatkan edukasi program pembanguan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) kepada masyarakat melalui media sosial yang lebih efektif pada masa pandemi Covid-19.
Pada masa pandemi Coron Virus Disease 2019 (Covid-19) dapat mengoptimalkan menggunakan media sosial dengan memuat video kreatif. Sebab, media tersebut amt efektif serta sejalan dengan imbauan pemerintah agar tetap mengindahkan protokol kesehatan Covid-19.
Hal itu disampaikan Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi, SE, MM saat bincang bersama Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi, MM di ruang kerjanya, Selasa, 12/5.

Munculnya imbauan tersebut, berawal dari pokok bincang-bincang dua tokoh Program Bangga Kencana itu yang mengangkat tema ” cegah putus pakai kontrasepi masa pandemi ” yang akan berdampak terjadinya kehamilan dan kelahiran yang tidak diinginkan pascacovid-19.
Dalam kunjungan kerja itu, Rusman Efendi didampingi beberapa pejabat eselon III dan IV di lingkungan perwakilan BKKBN, terdapat Kepala Bidang Advokasi dan Penggerakan Informasi (ADPN) Drs. Zainin, Kepala Bidang KB-KR, Edi Sofyan, SE. MM, Kepala Sub Bidang Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (AKIE) Rofadhila Azda, S.Ikom. MA, Kepala Sub Bidang Bina Kesertaan KB, Jalur Pemerintah dan Swasta (Jalpemswa) Hery Gunawan, S.FARM, Apt dan Kepala Sub Bagian Umum dan Humas.
Selain itu, kata bupati, petugas program KB dan sejumlah tenaga lainnya juga dapat menggunakan edukasi melalui penerangan berjalan agar dapat menyentuh masyarakat di sejumlah kecamatan di Bengkulu Selatan. Sehingga strategi itu dapat menjawab kekhawatiran pemerintah atas mewabahnya virus corona terhadap kehamilan dan kelahiran pasca Covid-19, ujar mantan PKB era 1990an itu.
Menurut Gusnan, langkah dan strategi itu dapat berjalan efektif apalagi tengah pandemi corona yang membuat masyarakat enggan untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan (Faskes) maupun klinik bidan untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi.
Akibat dari itu maka diyakini terjadinya putus pakai kontrasepsi dan mengakibatkan droup out (DO) KB dan berdampak pada kehamilan dan kelahiran yang tinggi pscacovid-19. Dan, kehamilan masa pandemi juga dapat berdmpak pada kesehatan ibu hamil dan janin. Jika hal itu tidak dapat dicegah maka kemungkinan akan lahirnya generasi yang bermasalah terhadap perkembangan fisik maupun mental, demikian Gusnan.
Kepala Seksi Advoksi dan Penggerakan di Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Bengkulu Selatan Emilia Agustina, SKM kepada wartawan menyebutkan, PKB di daerah itu terdapat sebanyak 21 orang yang bertugas di 11 kecamatan di daerah itu.
Untuk mendukung gerakan bersama dalam mencegah putus pakai kontrasepsi masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Bengkulu Selatan itu, pihaknya akan melibatkan sejumlah kader KB tingkat desa. Ikut serta kader tersebut guna membantu PKB dalam mensosialisasikan perlu keberlangsungan pemakaian kontrasepsi.
” Kita terus menggerakkan PKB dan kader untuk mengedukasi masyarakat agar tidak lepas menggunakan kontrasepsi, dan selalu anjurkan tetap mendatangi tenaga kesehatan di desa untuk medapatkan kontrasepsi “.
Dikatakan Emilia, pada masa pandemi ini lebih tepat pasangan usai subur (PUS) dapat menggunakan kontrasepsi pil dan kondom, untuk mengindari kontak langsung, namun jika tertib dengan ikuti protokol kesehatan maka pemasangan kontrasepsi suntik dan implant dapat dilayani oleh bidan, ujarnya. (rs)