DPR RI Gaungkan Stunting di Desa Kampung KB

Elva Hartati, S.IP., MM saat sosialisasi Bangga Kencana di Lebong, Rabu,23/6.

Bengkulu, IPKB – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR-RI ) pada sosialisasi penguatan pendataan keluarga dan kelompok sasaran program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana ( Bangga Kencana ) di Provinsi Bengkulu. Sosialisasi yang berlangsung di Kabupaten Lebong menjelang akhir Juni 2021 gaungkan risiko stunting kepada masyarakat di wilayah kampung keluarga berkualitas ( KB ) di Provinsi Bengkulu.

” Masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan tentang risiko stunting dan dampaknya terhadap keluarga, masyarakat hingga pada pelaksanaan pembangunan nasional”.

Stunting, bagian dari ancman dalam pembangunan. Maka dari itu, risiko terhadap hal tersebut mesti diketahui masyarakat secara luas. Agar dapat menghindari dari hal demikian itu perlu dilakukannya edukasi tentang risiko stunting serta peran serta masyarakat untuk peduli kesehatan dan lingkungan

Untuk terhindarnya masyarakat dari stunting BKKBN melalui peran dan fungsi terus menggaungkan risiko stunting dan bahaya dari aspek pembangunan kependudukan, kata Anggota Komisi IX DPR RI Dra. Elva Hartati, S.IP., MM kepada wartawan usai mengikuti sosialisasi progam Bangga Kencana di Desa Ujung Tanjyng III, Kecamatan Lebong Sakti, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, Rabu, 23/6.

” BKKBN melalui fungsi interfensi sensitifnya bersama DPR RI mensosialisasikan stunting kepada masyarakat , hal itu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia ( SDM ), ” kata Elva Hartati.

Ia menyebutkan, stunting adalah gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Untuk mencegah terjadinya stunting pada generasi bangsa perlu pendekan mulai dari remaja dan ibu hamil.

Menurut dia, terjadinya stunting karena kurangnya asupan gizi pada anak dalam 1000 hari pertama kehidupan, yaitu semenjak anak masih di dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Dan untuk mencegah stunting dapat dilakukan melalui sosialisasi dalam upaya peningkatan pengetahuan masyarakat. Serta peneydiaan asupan gizi pada pada anak mulai dari dalam kandungan hingga balita, ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi., MM di tempat yang sama menyebut stunting di Bengkulu masih tergolong tinggi mencapai 27,98 persen ( SDKI ) 2018.

Di Bengkulu terdapat beberapa daerah lokasi fokus ( lokus ) penurunan prevalensi stunting. Yaitu Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan, Seluma, dan Kabupaten Bengkulu Utara. Meskipun daerah kabupaten lain tidak ditetapkan sebabagi lokus namun perlu disosialisaikan agar dapat mencegah potensi stunting, ujarnya. ( rs )

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *