DPR RI Kampanyekan Stunting Daerah Miskin Ekstrem di Bengkulu Tengah

Bengkulu, – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) melalui Komisi IX bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan konsisten gaungkan program pembangunan kependudukan sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui kampanye stunting sebagai implementasi dari aksi konvergensi yang tertuang dalam Peraturan Presiden (PerPres) No.72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
Kolaborasi dua lembaga tersebut berlangsung di Bengkulu Tengah dengan mengampanyekan percepatan penurunan stunting yang menyasar warga Desa Air Sebakul, Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah. Salah satu wilayah yang terdapat keluarga berpotensi berisiko stunting dan miskin ekstrem.
Berdasarkan hasil Pendataan Keluarga tahun 2021 (PK-21) di Kecamatan Talang Empat, Bengkulu Tengah terdapat sebanyak 3.395 keluarga. Yang diantaranya 1.317 keluarga dengan kategori berisiko stunting dan 716 keluarga masuk kelompok miskin ekstrem. Kondisi kependudukan demikian itu menjadikan Desa Air Sebakul sebagai desa sasaran kampanye.
Wujud upaya akselerasi penurunan potensi kekurangan gizi terhadap anak yakni melalui kolaborasi pada kampanye percepatan penurunan stunting. Hadir Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, S.IP., M.M, Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu Ir. Rusman Efendi,MM, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Bengkulu Tengah, Ir. Wijaya Atmaja., M.Si serta pemerintahan desa setempat.
Di depan ratusan pasangan usia subur (PUS) dan remaja peserta kampanye, Elva Hartati menggaungkan kiat-kiat pencegahan potensi stunting dengan mengajak warga untuk mengintervensi remaja agar menunda perkawinan usia anak, meningkatkan kesehatan lingkungan serta meningkatkan asupan gizi dan memperhatikan pola asuh yang baik.

“Orang tua harus mengutamakan pendidikan anak-anak sehingga tidak terjadi pergaulan bebas, pernikahan usia anak. Mari manfaatkan lahan yang kosong agar menghasilkan tanaman untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi keluarga. Dan tingkatkan kesehatan lingkungan”.
Pasalnya, beberapa hal tersebut merupakan bagian dari penyumbang potensi risiko stunting di tengah keluarga, stunting dapat terjadi pada semua golongan, ujar Elva.
Elva juga mengajak masyarakat setempat untuk melibatkan tenaga tim pendamping keluarga (TPK) yang ada di desa. Untuk mendapatkan pendampingan mulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, menyusui dan hingga pendampingan pada pengasuhan bayi dua tahun (baduta).
“Setiap desa terdapat TPK yang terdiri dari unsur bidan desa, PKK desa dan kader KB desa,” sebut Elva Hartati di Desa Air Sebakul, Sabtu, 29/10.
Ia mengharapkan, agar keluarga dan masyarakat secara luas meneruskan pengetahuan tentang pencegahan stunting ini kepada tiap-tiap keluarga masing-masing dan memanfaatkan kehadiran TPK desa untuk meningkatkan kesehatan dan pencegahan stunting, pintanya.
Kepala Dinas DP3APPKB Bengkulu Tengah Ir. Wijaya Atmaja., M.Si menyebutkan bahwa, pemerintah daerah setempat telah membentuk beberapa wadah untuk menampung partisipasi dan strategi dalam upaya penurunan stunting.
Wadah itu yakni TPPS atau dikenal dengan tim percepatan penurunan stunting mulai tingkat kabupaten hingga desa, selain itu telah dibentuk TPK di sejumlah desa serta telah menggalakkan program dapur sehat atasi stunting (Dashat) di Kampung Keluarga Berkualitas (KB), kata Wijaya.
Melalui kampanye yang melibatkan sejumlah lapisan masyarakat itu diyakini mampu menekan potensi risiko stunting di daerah ini, demikian Wijaya. (irs)
Penulis : IRS
Editor : RDA
Tangga terbit : 31 Oktober 2022