DPR RI Sosialisasikan Stunting di Kota Bengkulu

Bengkulu, IPKB – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR-RI ) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) mensosialisasikan stunting dan pencegahannya. Anggota Komisi IX DPR RI Dra. Elva Hartati, S.IP., MM bersama Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu kepada masyarakat warga Kota Bengkulu.
Digaungkannya hal tersebut pada saat sosialisasi penguatan pendataan keluarga dan kelompok sasaran program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana ( Bangga Kencana ) bersama mitra di Keluarahan Sumur Dewa, Kota Bengkulu, Minggu, 2/5. Yang menghadirkan ratusan keluarga dari berbagai unsur dan kelompok usia.

Elva Hartati mengatakan, masyarakat perlu diberikan pengetahuan terhadap stunting dan risikonya. Sehingga masyarakat dapat mengetahui cara bagaimana dapat mencegah hal tersebut. Jika masyarakat tidak atau kurang memahami hal itu maka potensi meningkatnya kasus stunting di tanah air, ujar Elva.
Stunting, adalah masalah kurang gizi kronis sehingga mengganggu terhadap pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Yang disebabkan akibat oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Dikatakan Elva, stunting perlu dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, khusunya keluarga muda dan bahkan kelompok remaja. Agar nantinya dapat menghindari potensi lahir bayi stunting.
” Dilakukannya sosialisasi stunting bersama BKKBN sebagai implementasi instruksi Presiden RI pada awal Januari lalu yang mengamanatkan BKKBN sebagai leading sektor penanganan penurunan stunting di tanah air “.
Ia mengatakan, yang amat perlu mengerti cara mencegah stunting adalah ibu ibu, status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama yang menyebabkan anak balita mengalami stunting. Tidak sedikit hal-hal yang dapat memicu terjadinya gizi buruk ini. Anatar lain, seperti kurangnya pengetahuan ibu hamil dalam pemberian asupan gizi.
Bayi sudah membutuhkan berbagai nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk mencapai ini, ibu harus berada dalam keadaan sehat dan bergizi baik. Jika ibu tidak memiliki pengetahuan akan asupan nutrisi yang baik untuk baik bagi ibu maupun janin, hal ini akan sulit didapatkan bayi dan ibu yang sehat, kata Elva.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Ir. Rusman Efendi., MM menyebutkan, kasus tubuh kerdil pada balita di Bengkulu tergolong tinggi. Sehingga menyebabkan angka stunting di daerah itu mencapai 27,98 persen. Kasus tersebut tersebar di sejumlah daerah kabupaten/kota di Bengkulu.
Untuk diketahui, Provinsi Bengkulu terdapat kasus stunting mencapai 27,98 persen dengan kondisi badan pendek dan sangat pendek. Dengan kondisi demikian itu membuat pemerintah tetapkan empat daerah kabupaten sebagai lokasi fokus ( Lokus ) penanganan penurunan stunting. Yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan dengan stunting sebesar 33,73 persen, Bengkulu Utara 26,81 persen, Kabupaten Kaur 34,26 persen, dan Kabupaten Seluma mencapai 35,91 persen.
Selaku lembaga yang ditunjuk dalam percepatan penurunan prevalansi stunting, pihaknya bersama sejumlah mitra kerja akan secara konsisten menggaungkan penanganannya melalui peran intervensi sentif, yakni sosialisasi dan edukasi masyarakat maupun pemangku kebijakan dalam menangani stunting, ujar Rusman. ( rs )