Elva Hartati : Kasus Stunting Tinggi Giatkan Kampanye Kespro

Cegah stunting, intervensi sensitif sektor hulu

Bengkulu, IPKB – Pemerintah terus menggalakkan sosialisasi programĀ  pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (bangga kencana). Itu digaungkan guna menumbuh dan meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk mencapai keluarga yang berketahanan mandiri dan sejahtera. Salah satunya dengan giat kampanye kesehatan reproduksi (kespro) intervensi dari sektor hulu.

Pasalnya, salah satu penyumbang kasus stunting disebabkan oleh peristiwa nikah usia anak. Yang dipicuh akibat rendahnya pengetahuan tentang kespro. Untuk mengatasi berkembangnya potensi risiko stunting maka diperlukan kampanye kespro bagi keluarga dan remaja.

Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati bersama pemerintah daerah kampanyekan stunting di Rejang Lebong, Kamis, 28/7.

Stunting adalah kondisi gagal tumbh akibat kekurangan gizi kronis yang mengakibatkan pertumbuhan anak terganggu, sehingga berpotensi mengakibatkan indonesia gagal memiliki generasi emas pasa tahun 2045, ” kata Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati ketika menyampaikan sambutannya pada kampanye penurunan stunting di Desa Sidodadi Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong, Kamis, 28/7.

Dan hal tersebut dapat saja terjadi, dialami oleh semua lapisan keluarga, baik keluarga awam maupun intelek, karena stunting selain disumbangkan akibat kekurangan gizi juga disebabkan akibat nikah usia anak yang berakibat hamil belum waktunya,” ujar Elva.

“Sampaikan kepada anggota keluarga, masyarakat dan lingkungan agar terus mengenali kespro dan cegah nikah usia anak,” kata Elva di depan ratusan peserta kampanye penurunan stunting di Desa Sidodadi Rejang Lebong.

Menurut Elva Hartati, dalam upaya percepatan penurunan stunting, pemerintah menggelar kampanye bersama lembaga penyelenggara program dan pemerintah daerah yang memiliki peta dan data lokus kampanye agar tepat sasaran.

Dalam edukasi tersebut banyak suara lantang perlu digaungkan, diantaranya mengkampanyekan cegah nikah usia anak, peningkatan asupan gizi lengkap mulai dari kelompok remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui hingga terhadap kelompok keluarga memiliki baduta.

Untuk lebih tepat sasaran, kata Elva, edukasi masyarakat itu dilakukan oleh tim pendamping keluarga (TPK). Sebab, tenaga pendamping di desa itu lebih mengetahui kondisi dan keperluan masyarakat, ujarnya.

Kampanye stunting di Desa Sidodadi, Kecamatan Bermani Ilir, Rejang Lebong akhir Juli itu dihadiri Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Dr. Asli Simin mewakilin Bupti Drs. Syamsul Effendi. Selin itu tampak hadir Kepala DP3APPKB Rejang Lebong Zulfan Effendi Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Ir.Rusman Efendi., M.M dan unsur Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong.

Kepada wartawan di Rejang Lebong Rusman mengatakan, kemitraan bersama DPR RI merujuk UU Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Yang mengamanatkan BKKBN dalam pengendalian penduduk. Dengan tujuan untuk meningkatkan komitmen pemangku kepentingan dan penentu kebijakan serta pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan remaja tentang kampanye penurunan stunting.

Melalui kemitraan itu dapat teradvokasinya pemangku kepentingan dan penenntu kebijakan (stakeholders). Serta dapat terfasilitasinya kemitraan dalam advokasi dan KIE serta tersosialisasinya pelaksanaan kampanye program percepatan penurunan stunting, ujar Rusman.

Rusman optimis stunting di daerah itu dapat ditekan dengan memutus mata rantai melalui pencegahan potensi risiko bagi keluarga kategori berisiko stunting. pasalnya penanganan stunting di daerah itu didukung dengan adanya TPK yang terdapat disejumlah desa di Kabupaten Rejang Lebong.

” Stunting dapat dicegah melalui intervensi dari sektor hulu, mulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil dan menyusui serta pemenuhan asupan gizi terhadap baduta dan balita, pungkas Rusman.(rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *