Fasilitator TPK Ikuti Pelatihan Pendampingan Keluarga

Bengkulu, IPKB – Seratus orang lebih tenaga fasilitator tim pendamping keluarga (TPK) sejumlah daerah kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu ikuti pelatihan pendampingan keluarga.

Tim fasilitator tersebut terdiri personel dari organisasi perangkat daerah (OPD) KB, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) yang berjumlah sebanyak 150 orang.

“Peserta pelatihan melibatkan fasilitator TPK terdapat OPD KB, IBI dan PKB sebanyak 150 orang”.

Pelatihan yang berlangsung secara online selama empat hari sejak Selasa 17- Mei hingga Jumat 20 Mei- 2022. Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada fasilitator terhadap aplikasi elsimil, memverifikasi data keluarga berisiko stunting serta pelaoran online ibu hamil.

Verifikasi data Rumah tidak layak huni ( RTLH ) di Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu.

Perlunya pelatihan bagi tim fasilitaor tersebut guna dapat mentransferkan pengetahuan kepada kader TPK masing-masing daerah kabupaten/kota. Dengan adanya hal itu maka kader TPK sebanyak 5.601 personel di Bengkulu akan mampu memberikan pendampingan kepada keluarga-keluarga yang berikisiko stunting.

Sehingga dengan demikian dapat menekan risiko stunting bagi keluarga-keluarga di Bengkulu, kata Widyasuara Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Aria Kesuma, S.IP., M.Pd kepada pewarta di Bengkulu, Rabu, 18/5.

Melalui langkah tersebut, ujar Aria agar TPK yang ada sebanyak 5.601 personel itu akan lebih memahami aplikasi elsimil dan dapat memberikan pendampingan kepada remaja calon pengantin dan ibu hamil.

“Kita harpkan dan optimis dengan penguasaan aplikasi dan materi pendampingan maka potensi berkembangnya stunting dapat ditekan,” kata Aria.

Sementara itu, Sub Koordinator Bidang data dan Informasi (Datin) BKKBN Provinsi Bengkulu Agus Veriansyah Dalimunthe secara terpisah menyebutkan keluarga berpotensi berisiko stunting di daerah itu mencapai 264 ribu keluarga.

Tim Verifikasi RTLH di Kota Bengkulu cek sumber air minum utama.

” Berdasarkan hasil PK 21 yang berpotensi berisiko stunting di Bengkulu mencapai 264.391 keluarga, yang disebabkan kurangnya asupan gizi, dan rendahnya kualitas kesehatan lingkungan “.

Keluarga berpotensi risiko stunting di Kabupaten Bengkulu Selatan 21.706, Rejang Lebong terdapat 36.226 keluarga, Bengkulu Utara sebanyak 42.570 keluarga, Kabupaten Kaur mencapai 17.779, dan di Kabupaten Seluma terdapat keluarga berisiko stunting mencapai 28.144.

Selain itu, juga terdapat di Kabupaten Mukomuko sebanyak 26.465 keluarga, Kabupaten Lebong mencapai 15.292 keluarga, Kabupaten Kepahiang mencapai 18.731, Bengkulu Tengah sebanyak 16.978 keluarga, dan terdapat di Kota Bengkulu 40.500 keluarga, sebut Agus. (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *