Gubernur Diminta Dorong TPPS Turunkan Stunting

Bengkulu, IPKB – Gubernur selaku kepala pemerintahan yang membawahi kabupaten/kota diminta untuk mendorong segenap unsur pemerintah maupun swasta dalam upaya percepatan penurunan stunting di daerah.
Permintaan itu disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Dr. Hasto Wardoyo yang disampaikan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga ( KS – PK ) BKKBN Novian Andusti, S.E., M.T saat membuka Rapat Kerja Daerah ( Rakerda ) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana ( Bangga Kencana ) di Bengkulu, Rabu, 6/4.

Upaya tersebut dimulai dengan memerankan Tim Percepatan Penurunan Stunting ( TPPS ) yang ada mulai dari tingkat provinsi hingga desa/kelurahan. Tata kerja TPPS gubernur selaku ketua pengarah dan wakil gubernur mengemban amanat sebagai ketua pelaksana TPPS tingkat provinsi.
Dikatakannya, dalam penurunan stunting, TPPS juga dibantu oleh satuan tugas ( Satgas ) stunting yang dari luar unsur pemerintah. Satgas ini memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam upaya percepatan penurunan stunting sehingga cukup membntu pemerintah dalam mengatasi persoalan kurang gizi kronis di daerah ini, kata Novian.
Penanganan stunting perlu dilakukan secara konvergensi, maka hal itu pemerintah pusat mengharap ketua TPPS Provinsi Bengkulu dapat memimpin konvergensi dari unsur pemangku kebijakan dalam menggerakkan seluruh elemen pemerinth, swasta dan masyarakat.
Konvergensi dapat dimulai dari sektor hulu yaitu pencegahan stunting dengan melakukan pendampingan, konseling dan pemeriksaan kesehatan dalam waktu tiga bulan sebelum menikah bgi calon pengantin. Kemudian dengan pemenuhan asupan gizi bayi dan balita, ibu hamil dan pasc melahirkan.
Melalui peran berbagai pihak baik TPK,TPPS serta lembaga lintas sektor maka dapat menekan angka stunting baik di tingkat daerah hingga capaian nasional yang sebesar 14 persen pada 2024.
Stunting di Bengkulu, hingga 2021 masih terbilang tinggi dari standar World Health Organization ( WHO ) sebesar 20 persen. Dimana kasus stunting di daerah ini masih sebesar 22,1 persen ( SSGI ) 2021. Melalui rakerda bangga kencana yang menyatukan kebijakan lintas sektor dapat menekan angka stunting di Bengkulu. Dengan target pada 2022 sebesar 18, 84 persen, pada tahun 2023 dengan sasaran pada angka 15,69 persen dan pada 2024 mencapai 12m55 persen.( rs )