HKN 56 Bengkulu Gelar Pelayanan KB Steril

Bengkulu, IPKB – Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 56 tahun ini (2020). Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu menggelar pelayanan KB steril. Hal itu sebagai upaya meningkatkan kualitas program KB dan kesehatan masyarakat khususnya wanita pasangan usia subur (PUS).

Pelayanan pada peringatan hari kesehatan itu dengan KB steril wanita atau yang lebih dikenal dengan medis operatif wanita yang digelar dalam rangka peringatan hari kesehatan 2020, kata Koordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Edi Sofyan, SE, MM kepada wartawan via seluler belum lama.

” Kita menggelar pelayanan KB steril pada peringatan HKN itu sejalan dengan temanya ” Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat , ” kata Edi.

Ia mengatakan, bhakti sosial peringatan HKN itu berlangsung pada 26 Oktober, 02 dan 14 November dengan menghasilkan sebanyak 25 akseptor. Pelayanan KB steril gartis itu atas terjalinnya kerjasama BKKBN dengan Rumah Sakit Gading Medika Kota Bengkulu.

MOW merupakan tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati saluran telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki laki sehingga tidak terjadi kehamilan, oleh karena itu gairah seks wanita tidak akan turun (BKKBN, 2006).

Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun ini genap peringatan yang ke 56 setelah diperingati pertama kali pada 12 November 1964 untuk mengingat keberhasilan pemberantasan malaria.

Hari Kesehatan Nasional bermula pada tahun 1950-an, ketika penyakit malaria banyak diderita masyarakat indonesia. Ratusan ribu jiwa terenggut akibat malaria. Karena itulah, pemerintah berupaya melakukan pemberantasan malaria atau malaria eradication di seluruh penjuru Tanah Air. Guna mencapai hal tersebut, tahun 1959 dibentuklah Dinas Pembasmian Malaria yang pada bulan Januari 1963 berubah namanya menjadi Komando Operasi Pemberantasan Malaria (KOPEM).

Dikatakan Edi, kerjasama dua institusi itu telah terjalin sejak Oktober 2019 setelah resmi diteken kesepakatan bersama dua lembaga tersebut. Kerjasama itu salah satu upaya dan strategi dalam meningkatkan kualitas program KB . Dengan menurunkan angka kegagalan dan komplikasi penggunaan kontrasepsi, serta menurunkan angka ketidak berlangsungan pemakaian kontrasepsi atau angka putus pakai, ujarnya.

Ia mengharapkan, melalui kerjasama lintas sektor di Bengkulu, akan mempercepat keberhasilan program KB dengan meningkatkan kesertaan KB khususnya menggunakan kontrasepsi metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). MKJP perlu digalakkan baik sosialisasi agar menekan angka putus pakai kontrasepsi. Melalui pelayanan tersebut dapat menekan angka kelahiran dan kesehatan masyarakat. Sehingga program KB mampu sejajar bersama program lain dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, ujarnya. (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *