Ketahanan Keluarga Lokomotif Baru Program Bangga Kencana

Kepala Pwk BKKBN Bengkulu, Ir. Rusman Efendi, MM

Bengkulu, IPKB – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi, MM mengatakan program ketahanan keluarga merupakan lokomotif baru pelaksanaan kegiatan pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana).

Yang selama ini dengan lokomotif KB-KR sebagai program pengaturan jarak kehamilan dan kesehatan reproduksi. Dan lokomotif tersebut berhasil menekan kelahiran dengan total fertility rate ( TFR ) 2,3 ( SDKI ) 2017. Angka tersebut jauh dari awal program KB digaungkan pada era 1970an yang masih berada pada angka 5, 42 anak lahir per-wanita selama masa subur.

Hadirnya sebagai lokomotif baru itu, diatur dalam UU Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dan dipertegas pada BAB VII Pembangunan Keluarga pasal 47 ayat ( 2 ) untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal, dan 48 ayat ( 1 ) kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Mengaktualisasikan 8 fungsi keluarga menjadi langkah nyata agar ketahanan keluarga diwujudkan serta tetap terjaga. Fungsi-fungsi tersebut terdapat fungsi agama, sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, sosialisasikan , ekonomi dan fungsi lingkungan, sebutnya.

Dengan demikian tugas dan tanggung jawab BKKBN tidak hanya pada pengaturan jarak kehamilan semata, namun jauh dari itu bertanggung jawab dalam peningkatan kualitas keluarga Indonesia, dan bahkan dalam penanganan kasus stunting di tanah air BKKBN ditnjuk sebagai lembaga penanggung jawab penanganan penurunan stunting, kata Rusman.

Kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, tambah Rusman, BKKBN berwenang dalam peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses informasi, pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan tentang perawatan, pengasuhan dan perkembangan anak. Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga.

Dan peningkatan kualitas hidup lansia agar tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk berperan dalam kehidupan keluarga. Serta pemberdayaan keluarga rentan dengan memberikan perlindungan dan bantuan untuk mengembangkan diri agar setara dengan
keluarga lainnya.

Ia harap sejumlah personel penyelenggara program kependudukan dapat membangun pola pikir baru tentang pembangunan kualitas penduduk dengan mengedepankan ketahanan keluarga. Melalui pemahaman dan pelaksanaan program ketahanan keluarga dapat mewujudkan keluarga berkualitas sebagai tiang yang kokoh dalam sebuah bangsa. (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *