Kinerja Bangga Kencana di Bengkulu Raih Tujuh Predikat Sangat Baik
Bengkulu, IPKB – Hasil evaluasi program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana ( Bangga Kencana ) tahun pertama (2021) terhadap sembilan (9) indikator kinerja utama (IKU) menunjukkan tujuh kinerja berpredikat sangat baik.
Tujuh kinerja sangat baik itu terdapat Total Fertility Rate ( TFR ) 2021 dengan capaian 2,30 dari target capaian 2,21 atau sebesar 97,39 persen, capaian Age Spesific Fertility Rate (ASFR ) 15-19 tahun 2021 mencapai 28 dari target 36 kejadian atau sebesar 128,67 persen.
Capaian target Modern Contraceptive Prevalence Rate ( mCPR ) 2021 sebesar 65 persen dari target 65,49 atau sebesar 99,58 persen, capaian indeks pembangunan keluarga ( Ibangga ) 2021 sebesar 55,46 dari target 52,47 atau sebesar 105,69 persen.

Dan capaian mediaan usai kawin pertama ( MUKP ) 2021 pada angka 20,3 dari target 21 atau sebesar 96,67 persen. Capaian keterjangkauan masyarakat terhadap program bangga kencana tahun 2021 mencapau 80,54 dari target 60, atau sebesar 134,23 persen dan capaian tingkat putus pakai tahun 2021 sebesar 25,1 dari target 24,51 atau sebesar 97,65 persen.
Dari capaian kinerja tersebut dapat meningkatkan kualitas program KB dan sumber daya manusia ( SDM ) di Bengkulu kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi., MM saat menyampaikan sambutannya pada Pra Rapat Kerja Daerah ( Rakerda ) Program Bangga Kencana 2022 di Bengkulu, Selasa, 5/4.
Sementara capaian kinerja dengan predikat baik adalah peserta aktif ( PA ) metode kontrasepsi jangka panjang ( MKJP ) 2021 yang mencapai 25 persen dari target 31,99 persen atau sebesar 78,15 persen. Dan satu kinerja yang berpredikat masih kurang, kata Rusman yakni angka unmeet need atau pasangan usia subur yang tidak terlayani yang masih berada pada angka 12,5 dari target 7,01 atau masih mencapai 68,29 persen.
Sesuai dengan Peraturan Presiden ( Perpres ) Nomor 72 tahun 2021, Tentang Percepatan Penurunan Stunting BKKBN telah diberi mandat oleh Presiden sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting.
Implikasi dari amanah tersebut, BKKBN telah berupaya untuk berkoordinasi dengan seluruh lintas sektor baik tingkat nasional maupun provinsi untuk mensinergikan program dalam rangka percepatan penurunan stunting, ujarnya.
Target penurunan stunting tingkat nasional ditahun 2024 sebesar 14 persen. Sementara hasil pemantauan ssgi tahun 2019, angka prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu sebesar 26,9 persen, angka ini kemudian mengalami peningkatan penurunan menjadi 22,1 persen di tahun 2021. Sementara target angka prevalensi stunting provinsi tahun 2022 sebesar 18,84 persen dan 12,55 di tahun 2024.
Sebagai upaya mencapai target penurunan stunting, maka BKKBN telah menyusun rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting atau kita sebut dengan rencana aksi nasional ( RAN ) percepatan penurunan stunting Indonesia ( PASTI ), untuk selanjutnya dapat diimplemantasikan hingga ke tingkat desa dan kelurahan, sebut Rusman.
Pembentukan tim percepatan penurunan stunting di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan hingga tingkat desa/kelurahan merupakan salah satu amanah dari RAN PASTI. Hingga 1 april 2022, pembentukan TPPS di Provinsi Bengkulu telah mencapai 100 persen untuk TPPS tingkat provinsi, 90 persen di tingkat kabupaten/kota, 100 persen di tingkat kecamatan dan 98,41 persen di tingkat desa/kelurahan.
Untuk mempercepat penurunan stunting di Bengkulu, pemerintah daerah juga telah membentuk tim pendamping keluarga ( TPK ) sebanyak 1.867 tim yang tedapat 5.601 kader tersebar di 1.513 desa di Provinsi Bengkulu.
Melalui beberapa langkah dan strategi itu Rusman optimis pemerintah daerah dapat menekan prevalensi stunting sebesar 12,55 persen pada 2024 mendatang. Hingga saat ini kasus stunting di daerah itu masih sebesar 22,1 persen ( SSGI -2021 ). ( rs )