Konsolidasi Dua Lembaga KB di Bengkulu Pertajam Isu Stunting

BKKBN bersama DP3APPKB Prov Bengkulu gelar pertemuan singkat bahas stunting, Selasa, 21/12.

Bengkulu, IPKB – Penguatan tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga, konsolidasi dua lembaga penyelenggara program KB di Bengkulu untuk mempertajam isu stunting agar tersusunnya konsep, dan peta jalan ( road map ) dalam pelaksanaan penanganan penurunan stunting di Bengkulu.

Konsolidasi dua lembaga tersebut yaitu Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) bersama Dinas Pemberdayaan Perempua, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ( DP3APPKB ) Provinsi Bengkulu tersebut berlangsung di Aula Pertemuan Kantor DP3APPKB Provinsi Bengkulu, Selasa, 28/12.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi., M.M yang didampingi sejumlah pejabat koordinator di lingkungan BKKBN di daerah itu diterima langsung oleh Kepala Dinas DP3APPKB Hj. Foritha Rahmadhani Wati, S.E., M.Si. Tidak kala penting, pertemuan singkat tersebut dihadiri beberapa pejabat tehnis penanganan stunting.

Kepala BKKBN Bengkulu Rusman Efendi ( tengah ) menyampaikan struktur panitia penanganan stunting.

Rusman Efendi mengatakan, pertemuan singkat itu menindak lanjuti audiensi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda ) Provinsi Bengkulu di Kantor BKKBN belum lama ini. BKKBN dipercaya sebagai koordinator pelaksanaan program penanganan stunting sehingga untuk menyamakan visi lintas lembaga maka perlu diawali dengan konsolidasi. Agar nantinya dapat mengetahui tugas pokok masing-masing lembaga. ” Nanti akan segera disusun rencana aksi daerah ( RAD ) agar mengetahui fungsu siapa dan mengerjakan apa, sementara RAN sudah disusun oleh pemerintah pusat, ” ujar Rusman.

Tidak kala penting, masyarakat perlu dan harus mengenal apa itu stunting, penyebab stunting, akibat atau risiko dari stunting, dengan mengenal hal itu maka pemerintah akan mendapat dukungan dalam menekan dan penurunan prevalensi stunting di tanah air.

Stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek pada anak balita (di bawah 5 tahun). Dan itu sangat penting untuk dicegah. Karena dampak stunting yang sulit untuk diperbaiki dan dapat merugikan masa depan anak, keluarga dan bangsa.

Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga periode awal kehidupan anak 1000 hari pertama kehidupan ( HPK ). Beberapa faktor yang mengakibatkan kekurangan gizi kronis, antara lain faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil dan anak balita.

Melalui program penanganan stunting diharapkan dapat menekan prevalensi kasus gizi buruk yang mengakibatkan tubuh kerdil tersebut. Penguatan penanganan stunting melalui Perpres Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. ( rs )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *