Korem 041 Gamas Bengkulu Ikuti Kick Off Kolaborasi Percepatan Penurunan Stunting

Kick Off Kolaborasi Penurunan Stunting di Bengkulu, Senin, 8/8.

Bengkulu, IPKB – Komando Resort Militer (Korem) 041 Garuda Emas (Gamas) Bengkulu ikuti pertemuan peluncuran (kick off) percepatan penurunan stunting nasional. Kick off kolaborasi penurunan stunting digelar secara daring diikuti ajajarn TNI – Polri.

Hadir pada pertemuan yang berlangsung di Aula Balai Pelatihan dan Pengembangan (Balatbang) Perwakilan Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu itu Kepala Seksi Teritorial (Kasiter) Korem 041 Gamas Kolonel Infantri Arif Difayana. S.IP., M.M, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Bengkulu dan organisasi wanita yang tergabung dalam Persit dan Jalasenatri Cabang Bengkulu serta Bhayangkari Polda Bengkulu.

Secara nasional, peluncuran kolaborasi penurunan stunting itu dihadiri Presiden RI ke VI Megawati Sukarno Putri, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang didampingi Ketua Umum Dharma Pertiwi, Ny. Hetty Andika Perkasa serta Kepala BKKBN Dr. dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K).

Kick Off Kolaborasi Percepatan Penurunan Stunting yang mengambil tema, “Kolaborasi Demi Anak Negeri untuk Mewujudkan SDM Unggul Indonesia Maju” ini dilaksanakan di Graha Puri Ardhya Garini, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

Photo bersama mitra kerja unsur TNI-Polri di Bengkulu, Senin, 8/8.

Peluncuran kolaborasi penurunan stunting yang berlangsung Senin 8 Agustus – 2022 mengambil tema, “Kolaborasi Demi Anak Negeri untuk Mewujudkan SDM Unggul Indonesia Maju” pada Senin pagi itudilaksanakan di Graha Puri Ardhya Garini, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

Dalam sambutannya Kepala BKKBN Dr. Hasto Wardoyo menyampaikan, bahwa hari ini angka stunting mencapai 24,4 persen dan setiap tahun di Indonesia ada 4,8 juta Ibu hamil dan melahirkan.
“Sehingga praktis 1,2 juta Stunting hampir setiap tahun terjadi apabila kita tidak melakukan apapun terhadap peristiwa kelahiran dan persalinan ini,” kata Kepala BKKBN.

” Bangsa kita menghadapi situasi dimana jumlah penduduk usia produktif (14-64 tahun) lebih banyak dibanding dengan yang tidak produktif. Dependency ratio menunjukkan angka 41-44. Tiap 100 penduduk rata-rata hanya menanggung 46 yang tidak produktif, sehingga kalau bangsa kita mau naik pendapatan kesempatan pada periode sekarang ini. Tahun 2030 dan 2035 terjadi aging population (banyak usia tua)”.

Hasto menjelaskan, stunting disebabkan 3 hal utama, yang pertama adalah Suboptimal Nutrition yaitu kurangnya asupan makanan yang bergizi khususnya protein hewani. Kedua Suboptimal Health dan ketiga adalah Suboptimal Parenting.Untuk itulah, kata Kepala BKKBN, sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap stunting ini, maka BKKBN berkolaborasi dengan berbagai sektor termasuk kepada jajaran TNI-Polri juga sektor swasta.

“Peran daripada TNI dan Polri dan tokoh masyarakat sangat sentral di tengah masyarakat sehingga BKKBN berkolaborasi dengan jajaran TNI – Polri dan juga jajaran Ibu – ibu dari TNI-Polri. Tentunya ini sangat strategis dalam rangka penurunan stunting,” ungkap dr. Hasto Wardoyo.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi., M.M usai mengikuti Kick Off Kolaborasi Penurunan Stunting bersama mitra kerja TNI-Polri di Bengkulu menyebutkan, kolaboarsi TNI – Polri dalam penurunan stunting merupakan langkah strategis upaya percepat meningkatkan kualitas SDM di Bengkulu pada masa datang. Sehingga mengiringi sasaran dalam mensongsong Indonesia Emas 2045.

” Program penurunan stunting bertujuan untuk menjadikan generasi yang produktif, sehingga tidak menjadi beban keluarga, masyarakat/lingkungan bahkan bebas pembangunan bangsa”.(rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *