Pelayanan KB Keliling Di Lebong Sasar Ratusan Akseptor

Bengkulu, IPKB – Perwakilan Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu ambil langkah baru dalam upaya mengantisipasi putus pakai kontrasepsi pada masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di daerah itu.

Langkah jitu itu menggelar pelayanan KB keliling dengan membagikan kontrasepsi dan memberikan pelayanan pemasangan alat dan obat kontrasepsi (alokon) seperti suntuk dan implant.

Pelayanan keliling perdana pada masa pandemi digelar di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu di penghujung April lalu. Dengan menyasar beberapa titik desa/kelurahan di bumei Swarang Patang Stumang itu, Desa Tanjung Agung, Lebong Tambang, Kampung Jawa, Selebar Jaya, Embong Panjang Simpang RSUD, dan desa Lebong Tengah.

Pelayanan Keliling Program KB di Kabupten Lebong, Kamis, 30/4 (Phto Idris)

Kepala Sub Bidang Kesehatan Reproduksi Perwakilan BKKBN Bengkulu Badrin, S.Sos mengatakan, pelayanan KB keliling di Kabupaten Lebong pada 30/4 lalu melayani sebanyak 213 akseptor. Pelayanan yang berlangsung di Kabupaten yang miliki PUS mencapai 18.580 itu terdapat peserta pil 137 orang, suntik 20, Kondom sebanyak 55 peserta dan implant satu akseptor, ujar Badrin.

Ia mengatakan, pelayanan itu sebagai upaya mengantisipasi terjadinya putus pakai kontrasepsi jangka pandek seperti pil, suntik, kondom dan implant. Putus pakai itu disebabkan Pasangan Usia Subur (PUS) kesulitan untuk mendapat akses pelayanan kontrasepsi pada masa pandemi virus, ujarnya kepada wartawan di kantornya belum lama ini.

” Kita layani masyarakat dengan berbagai metode kontrasesi modern, dan terbuka pelayanan ulang maupun peserta baru,” ujarnya.

Dikatakan Badrin bahwa putus pakai itu berdampak pada kehamilan dan kelahiran yang tidak diinginkan, yang dapat berakibat kehamilan dan janin yang tidak sehat. Melalui pelayanan keliling menyasar PUS di desa-desa dapat menekan kasus kegagalan KB dan menekan kehamilan dan kelahiran yang luar perencanaan.

Ia mengharapkan, dengan pelayanan tersebut agar PUS di daerah itu tidak terjadinya putus pakai kontrasepsi yang berdampak pada ledakan kelahiran bayi baru pasca Covid-19, demikian Badrin. (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *