Wabup : Pelayanan KB Masa Pandemi Covid-19 Prioritaskan PUS Pra Sejahtera

Bengkulu, IPKB – Upaya mendekatkan akses program KB pada masa pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19) kepada masyarakat. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu secara berkesinambungan gelar pelayanan KB keliling dengan sistem jemput akseptor yang habis masa pakai kontrasepsi di sejumlah daerah kabupaten.
Pelayanan dengan sistem jemput bola itu sebagai upaya menjaga keberlangsungan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) di Bengkulu.
Terhadap hal tersebut, Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Seftia Adinata, SE mengimbau agar pelayanan KB itu dapat diprioritaskan terhadap pasangan usia subur (PUS) pra sejahtera atau
keluarga kurang mampu. Sehingga progam KB benar-benar memberikan nilai kepada keluarga yang terdampak wabah corona khususnya keluarga kurang mampu di wilayah Bengkulu Utara.

Arie harap pelayanan tersebut dapat dilakukan secara berkelanjutan oleh dinas tingkat kabupaten, sehingga kekahwatiran terjadinya droup out peserta KB di Bengkulu Utara dapat ditekan, pinta
Arie.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi, MM menyebutkan, pelayanan KB pada masa pandemi Covid-19 telah dilaksanakan di beberapa wilayah kabupaten. Baik pelayanan implant, suntik dan pendistribusian kontrasepsi jenis kondom dan pil.
Dikatakan Rusman, upaya mencegah putus pakai kontrasepsi, selain menggelar pelayanan KB di sejumlah daerah, pihaknya juga menjamin persediaan alat dan obat kontrasepsi.
” Persediaan alkon di Bengkulu dapat memenuhi kebutuhan, pil terdapat 13.328 boks, kondom 503 gros dan obat suntik KB sebanyak 42.993 vial, alkon sudah tersedia di tingkat kabupaten/kota “.
Ia menambahkan, perlunya pelayanan masa pandemi itu, untuk mencegah terjadinya baby boom pascacovid akibat peserta KB yang mengalami putus pakai kontrasepsi, yang dapat menyebabkan
kehamilan yang tidak diinginkan. Dampak dari kehamilan dan kelahiran itu kemungkinan besar akan berakibat kurang sehatnya terhadap kehamilan dan kesehatan janin hingga bayi lahir, demikian Rusman. (rs)