Pemkab Mukomuko Layani Peserta KB Tubektomi

         Pelayanan KB keliling di Provinsi Bengkulu dengan sistem jemput bola.

Bengkulu, IPKB – Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu terus berupaya meningkatkan kualitas program Keluarga Berencana (KB) dengan mensosialisasikan berbagai jenis dan metode kontrasepsi dan keuntungannya. Pada pekan ke-dua Juli 2020 baru ini pemerintah daerah itu, melalui Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat gelar pelayanan KB tubektomi gartis bagi pasangan usia subur (PUS) di daerah itu.

Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Edi Sofyan SE, MM kepada wartawan di Bengkulu mengatakan, pelayanan KB steril wanita atau medis operatif wanita (MOW) tersebut menindaklanjuti kesepakatan bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) BKKBN dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mukomuko beberapa waktu lalu.

Edi Sofyan, SE, MM Kepala Bidang KB-KR BKKBN Prov. Bengkulu

Pelayanan yang berlangsung pada minggu ke-dua Juli lalu itu terdapat sebanyak 10 peserta KB streli atau medis operatif wanita (MOW), dan itu merupakan pelayanan perdana setelah ditekennya MoU, yang dapat meningkatkan kualitas program KB atau dipopulerkan dengan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). Dengan pelayanan itu juga dapat meningkatkan kesertaan peserta KB dengan metode jangka panjang (MKJP) di Bengkulu, khususnya di Kabupaten Mukomuko, kata Edi Sofyan.

Hingga Juni 2020, peserta KB baru jenis MOW di Bengkulu mencapai 169 akseptor atau telah mencapai 39,21 persen dari perkiraan permintaan masyarakat (PPM). Peserta sebanyak itu terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 10 akseptor, Bengkulu Selatan 14, Kabupaten Rejang Lebong terdapat 54 peserta, Kota Bengkulu sebanyak 70 peserta, Kabupaten Mukomuko dan Kepahiang masing-masing 8 peserta, Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kaur masing-masing satu peserta. Dari potret di atas, masih terdapat kabupaten yang belum terdapat peserta MOW baru yakni Kabupaten Lebong.

Metode operasi wanita merupakan salah satu cara kontrasepsi diikuti dengan tindakan pembedahan pada saluran telur wanita. Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba uterine dengan penutupan tuba uterine dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup. Pada kontrasepsi ini dgunakan hanya untuk pasangan suami istri yang telah memutuskan untuk tidak lagi memiliki anak. Oleh sebab itu jika ingin menggunakan kontrasepsi ini perlu diperhatikan bahwa kontrasepsi ini merupakan kontrasepsi yang permanen, ujarnya.

Masih Edi Sofyan, kerjasama atau MoU BKKBN dengan RSUD Mukomuko itu merupakan siasat dalam meningkatkan kesertaan KB dengan metode jangka panjang, seperti MOW atau KB steril wanita yang dikenal dengan tubektomi, MOP atau vasektomi dan intera uterine device (IUD) atau yang kenal secara luas yaitu alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) serta implant. Dimana, implant lebih sering disebut masyarakat di Indonesia dengan nama KB susuk. KB implan atau KB susuk adalah metode kontrasepsi yang cocok untuk wanita yang sering lupa minum pil KB setiap hari, atau yang ingin mencegah kehamilan dalam jangka panjang.

Ditambahkan Edi, hingga Juni peserta baru MKJP di Bengkulu, seperti implant atau susuk sebanyak 2.095 peserta, MOP sebanyak tiga akseptor, sebanyak 598 peserta KB baru dengan menggunakan IUD dan sebanyak 169 peserta MOW, dengan capaian itu menunjukkan bahwa masyarakat di Bengkulu semakin sadar akan progam KB, dan KB tumbuh menjadi kebutuhan. Untuk terus meningkatkan kualitas program pengendalian kelahiran itu, pihaknya bersama petugas KB dan tenaga bidan terus mengedukasi masyarakat akan manfaat penggunaan kontrasepsi modern, demikian Edi Sofyan.(rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *