Pemprov Bengkulu Gelar Bulan Bhakti KB Suntik

Bengkulu, IPKB – Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) setempat menggelar bulan bhakti pelayanan KB suntik. Hal itu sebagai upaya akselerasi pelayanan KB suntik di sejumlah fasilitas kesehatan dan praktik mandiri bidan ( PMB ). Mengingat masih tergolong rendahnya kontribusi bidan dalam pelayanan KB yang hanya sebesar 55,9 persen dari sejumlah pelayanan swasta.
Bhaksos tersebut berlangsung selama tiga bulan sejak Februari – April – 2021 di sejumlah faskes dan PMB yang ada di sejumlah daerah kabupaten/kota, untuk menjamin dan mencegah putus pakai kontrasepsi dampak dari pandemi corona virus disease ( Covid-19 ).
Tak hanya itu, tujuan dari pelayanan KB suntik serentak tersebut, sebagai upaya perluasan akses distribusi alat dan obat kontrasepsi ( alokon ) kepada PMB yang bukan jejaring faskes yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Hal itu untuk menyediakan hak bagi masyarakat yang belum terjangkau oleh jaminan tersebut.

Koordinator Bidang KB-KR BKKBN Prov. Bengkulu.
Terdapat beberapa dasar dilaksanakannya bulan pelayanan KB suntik itu. Diantaranya Peraturan Badan ( Perban ) Nomor : 9 Tahun 2019 Tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat dan Obat Kontrasepsi ( Alokon ) bagi Pasangan Usia Subur ( PUS ) dalam pelayanan KB. Dan Surat Edaran ( SE ) Kepala BKKBN Nomor : 9 Tahun 2020 Tentang Pembinaan Kesertaan Ber-KB pada situasi Covid-19, disampaikan Koordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi ( KB-KR ) Edi Sofyan SE., MM kepada wartawan di ruang kerjanya usai mengikuti apel rutin mingguan, Senin, 22/2.
Dalam Perban tersebut, kata Edi, menekankan mekanisme penyaluran alokon, dimana adanya perluasan akses pendistribusian alokon, baik dari organisasi perangkat daerah ( OPD ) – KB ke faskes yang teregistrasi SIM BKKBN. Distribusi alokon kepada PMB yang bukan merupakan jejaring faskes, serta distribusi alokon kepada faskes yang tidak bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) Kesehatan.
Untuk terimplementasinya peraturan tersebut maka perlu digelar kegiatan dengan intervensi bulan pelayanan KB suntik yang melibatkan sejumlah faskes dan PMB yang ada di Provinsi Bengkulu, kegiatan tersebut itu selain bertujuan untuk akselerasi pelayanan KB suntik juga sebagai upaya mencegah putus pakai kontrasepsi di tengah masyarakat.
Terjadinya putus pakai alokon ujar Edi Sofyan, akan berdampak beberapa hal yang berakibat buruk, kesehatan reproduksi hingga kematian ibu dan bayi lahir. Mengacu hal demikian itu maka perlu diantisipasi dengan intervensi program KB.
” Target pelayanan KB suntik itu akan menyasar sebanyak 35.235 akseptor, yang dengan rata-rata perbulan akan melayani 11.745 akseptor. Dan secara nasional pada bhaksos tersebut tergetkan 1.816.113 peserta “.
Melalui intervensi pelayanan KB suntik yang berlangsung secara serentak itu, akan bermanfaat bagi PUS, masyarakat, yang dapat meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Bahkan bermanfaat hingga pada pembangunan kependudukan secara nasional, demikian Edi Sofyan. ( rs )