Penguatan Posyandu Upaya Penurunan Stunting

Rapat gerakan penguatan posyandu pada Harganas 28 Tahun 2021, Jumat, 18/6.

Bengkulu, IPKB – Mendasari Peraturan Menteri Dalam Negeri ( Permendagri ) Nomor 18 Tahun 2018. Posyandu sebagai Lembaga Kemasyarakatan Desa ( LKD ) yang merupakan wadah pelayanan kesehatan berbasis masyarakat ( PKBM ) serta wadah payanan terintegrasi bagi keluarga. Atas dasar itu menempatkan Posyandu berada pada garda terdepan dalam upaya mendeteksi dan pencegahan stunting.

Atas hal tersebut Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Provinsi Bengkulu bersama sejumlah lembaga mitra kerja menggelar rapat koordinasi monitoring capaian kegiatan gerakan pemantauan tumbuh kembang balita di Posyandu dalam rangka Hari Keluarga Nasional ( Harganas ) ke 28 Tahun 2021.

Rapat sehari itu berlangsung pada 18 Juni 2021 di ruang rapat kantor BKKBN Bengkulu. Yang melibatkan lembaga mitra lintas sektor terdapat unsur PKK Provinsi Bengkulu, Dinas Kesehatan Provinsi, DP3APPKB, Dinas PMD. Semua lembaga mitra tersebut dengan perannya dapat mendeteksi risiko stunting di Bengkulu. Sehingga melalui perannya dapat menekan prevalensi stunting atau tubuh kerdil di Bengkulu.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi., MM saat memimpin rapat di kantornya itu mengatakan, rapat bersama lintas sektor itu bertujuan untuk meningkatkan cakupan kegiatan posyandu dimasa pandemi Covid 19, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga tentang stunting dan cara pencegahannya. Selain itu pertemuan pemantauan tumbuh kembang balita tersebut juga diharapkan dapat melakukan pengamatan dan pengukuran tumbuh kembang balita dalam periode tertentu.

Pemantauan tumbuh kembang balita tersebut bersinergi bersama BKKBN dalam rangka peringatan Harganas tahun 2021. Dengan sasaran kegiatan memberikan pelayanan kepada keluarga yang memiliki balita. Balita pada kelompok umur 0-60 bulan. Kolaborasi bersama posyandu terpadu itu dengan pelayanan di sejumlah desa/kelurahan sejak 01 Juni hingga 25 Juni 2021 oleh kader posyandu, kata Rusman.

Dikatakan Rusman, dengan gerakan tersebut dapat menekan prevalensi stunting dan risikonya bagi keluarga dan masyarakat. Sehingga kasus stunting di Bengkulu dapat ditekan yang mendukung sasaran pemerintah sebesar 14 persen pada 2024 mendatang, ujarnya.

Rusman menyebutkan, prevalensi stunting di Bengkulu sebesar 27, 98 persen yang tersebar di sejumlah daerah kabupaten/kota di daerah itu. Dengan status tubuh pendek sebesar 18,02 persen dan sangat pendek 9,78 persen ( Riskesdas 2018 ).

Dengan adanya gerakan pemantauan tumbuh kembang balita dapat mempercepat penurunan prevalensi stunting di Bengkulu. Sehingga mampu mendorong pertumbuhan kualitas sumber daya manusia ( SDM ), pungkas Rusman. ( rs )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *