Penutupan Jambore Kreatif Remaja Dihadiri Tokoh Bengkulu

Bengkulu, IPKB – Setelah tiga hari dihelatnya pertarungan sengit remaja-remaja di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu dalam lomba kreativitasnya. Lomba yang dimulai pada 06/12 itu, menggelar beberapa kegiatan untuk meningkatkan kreativitas kaum muda di provinsi Bengkulu.
Penutupan jambore ajang kreativitas remaja pada 08/12 di hadiri para tokoh di Bengkulu, Rektor Universitas Negeri Bengkulu (UNIB) Prof. Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc sebagai toko pendidikan, dan tokoh politik asal Bengkulu Riri Damayanti, S.Psi sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Kehadiran dua tokoh tersebut sebagai wujud nyatanya dalam mendukung program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di daerah itu. Hal itu diketahui melalui konsistensi para tokoh publik itu terhadap pembinaan terhadap remaja untuk tumbuh sebagai generasi penerus pembvanagunan berkelanjutan.

Rektor UNIB Bengkulu Prof. Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc dan Anggota DPD RI, Riri Damayanti, S.Psi dinobat sebagai ” Kakak GenRe Provinsi Bengkulu. Bahkan tak hanya batas disitu, lebih menariknya lagi di antara dua tokoh tersebut masih ada tokoh yang tak kalah gesit mendukung program Bangga Kencana khususnya kegiatan kelompok GenRe di daerah itu, yakni Yohana pengusaha muda Bengkulu pun ” Kakak GenRe Provinsi Bengkulu “.
Prof. Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc mengapresiasi kegiatan kreasi remaja sebagai wadah berkumpul positifnya remaja Bengkulu agar dapat menghindari dari berbagai penyakit laten kelompok anak muda. Dengan terhindarnya dari ancaman itu maka remaja akan lolos tumbuh berkualitas, baik dari bidang kesehatan, mapun pendidikan, ujarnya kepada wartawan di Bengkulu.
Ia mengimbau, agar remaja di daerah itu baik penduduk wilayah perkotaan maupun perdesaan untuk aktif mengembangkan diri dan berkreasi positif, harap Rektor UNIB itu.
Hal senada juga disampaikan Anggota DPD RI Riri Damayanti, S.Psi, mengimbau kelompok organisasi remaja baik GenRe, PIK-R untuk mengembangkan program sehingga mampu menyasar remaja-remaja bermasalah baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Melalui pengembangan itu maka akan menjawab tantangan yang dihadapi kaum muda yaitu nikah usai anak, penyalah gunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza), kata Riri.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi, MM dalam sambutannya pada penutupan JAK 2020 Provinsi Bengkulu mengatakan, hadirnya para totoh pada ajang kreatif itu minta prorgam kependudukan khususnya GenRe dan permasalahan remaja sampai hingga ke tingkat nasional.
Terhadap tokoh pendidikan, Rusman sampaikan bahwa program ketahanan keluarga melalui pembinaan remaja di Bengkulu telah hadir pusat informasi konseling remaja dan mahasiswa sebagai wadah pendidikan non formal bagi remaja.
Upaya menekan permasalahan remaja, BKKBN terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas dari kelompok PIK-R di daerah itu. Tercatat hingga Oktober 2020 jumlah PIK R sebanyak 588 kelompok yang tersebar disejumlah daerah kabupaten/kota di daerah itu.
Di Bengkulu terdapat sebanyak 588 kelompok PIK-R/M yang tersebar di sejumlah daerah kabupaten/kota. Kelompok pendidikan non formal itu dengan beberapa kategori, kategori tumbuh, tegak dan kategori tegar, sebai wadah konseling bagi pendidik, dan konselor sebaya. Dari jumlah tersebut terdapat 537 kelompok PIK yang masuk kategori tumbuh, 38 tegak dan 13 PIK R yang pada tahap tegar, ujarnya.
Ia mengharapkan, agar dari kelompok kegiatan tersebut mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya tahu secara luas tentang kesehatan reproduksi baik terhadap wanita maupun remaja pria.
Sebab dengan minimnya pengetahuan tentang hal demikian itu akan berpengaruh pada pola pikir dan perilaku dalam pergaulan sehari-hari sehingga akan berdampak pada peristiwa nikah dini atau pernikahan usia anak, kata Rusman.
Dari gambaran perilaku sehat remaja, khususnya yang berhubungan dengan risiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), tampaknya sebagian remaja Indonesia berperilaku tidak sehat. Peristiwa nikah usia anak masih banyak terjadi khsusunya lagi di wilayah pedesaan.
Hal tersebut dapat diketahui melihat dari persentase wanita dan pria yang belum kawin (15-24 tahun) berpendapat bahwa wanita menjadi hamil setelah sekali berhubungan seksual menurut karakteristik dan latar belakang yaitu wanita dengan pendidikan tidak sekolah 26 persen dan pria sebesar 35 persen. Dan sebesar 55,7 persen terhadap wanita di perkotaan dan perdesaan sebesar 49,8 persen. (rs)