Persiapkan Lansia Produktif Puluhan Kader BKL Ikuti Pertemuan PJP

Kepala Pwk BKKBN Bengkulu Ir. Rusman Efendi., MM saat membuka Pertemuan Integrasi Pendampingan PJP, Jumat, 18/2. ( Photo AKIE )

Bengkulu, IPKB – Salah satu indikator yang menunjukkan perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), UHH bayi yang lahir pada 2021 naik 0,1 tahun menjadi 71,57 tahun dari tahun sebelumnya.

Meningkatnya usia harapan hidup manusia menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) menempatkan program bina keluarga lansia menjadi prioritas agar para lansia tumbuh sebagai penduduk produktif. Yang diamanatkan dalam UU Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga untuk mewujudkan keluarga yang berketahanan.

Weldi Suisno, S.Pd., M.E saat menyampaikan laporan pertemuan integrasi di Bengkulu, Jumat, 18/2. ( Photo AKIE )

Mengimplementasikan amanat konstitusi tersebut Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, pada penghujung pekan ke-tiga Februari baru ini merangkul puluhan kader pengelola kelompok kegiatan bina keluarga lansia untuk meningkatkan keterampilan kader sebagai salah satu upaya mempersiapkan lansia tangguh, aktif, mandiri dan lansia yang produktif.

Guna dapat mewujudkan lansia produktif, selain merangkul kader poktan bina keluarga lansia ( BKL ), BKKBN juga gandeng mitra lainnya seperti petugas keluarga berencana ( PKB ) dan pucuk pimpinan organisasi perangkat daerah prorgam KB di sejumlah daerah kabupaten/kota di Bengkulu.

” Meningkatnya usai harapan hidup, maka program bina poktan BKL menjadi program prioritas dalam mencapai keluarga bertehanan dan mewujudkan lansia yang mandiri,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi., MM saat menyampaikan sambutannya pada pembukaan ” Pertemuan Integrasi Pendampingan Perawatan Jangka Panjang ” bersama Mitra, di Bengkulu, Jumat, 18/2.

Iam mengatakan, pertemuan tersebut diharapakan dapat menumbuhkan kualitas lansia menjadi kelompok penduduk yang tangguh dan mandiri. Penduduk lansia di Bengkulu mencapai223 ribu jiwa, namun masih terbilang sedikit sekali yang ikut kelompok binaan BKL di Bengkulu, hanya 16 persen.

Program pendampingan lansia itu, kata Rusman tidak hanya fokus dalam pengembangan produktifitas, akan tetapi pendampingan pada bidang kesehatan agar lansia yang ada tidak menjadi beban pemerintah, masyarakat dan keluarga. Karena, kesehatan para lansia cukup rentan, sehingga memerlukan pendampingan kesehatan, dan ekonomi. Dari jumlah lansia di Bengkulu sebanyak 223 ribu jiwa itu dapat diberikan pendampingan melalui 1.077 poktan BKL yang ada di Bengkulu.

Poto bersama usai pembukaan Pertemuan Integrasi Pendampingan PJP, Jumat, 18/2 ( Photo AKIE )

Dengan adanya pendampingan terhadap keluarga lansia doharapkan mampu mendorong lansia yang mandiri, produktif dan sehat, kata Rusman di depan peserta pertemuan Pendampingan PJP.

Sementara itu Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga ( KS-PK ) Perwakilan BKKBN Weldi Suisno, S.Pd., M.E dalam laporan panitia pertemuan pendampingan PJP menyebutkan, pertemuan yang berlangsung selama tiga hari itu sejak 18-20 Februari 2022 diikuti sebanyak 30 orang peserta sebagai mitra, terdapat OPD KB, PKB dan Kader Pengelola Pokta BKL dari sejumlah daerah kabupaten/kota yang masing-masing sebanyak 10 orang.

Digelarnya pertemuan bersama mitra tersebut untuk meningkatkan keterampilan para kader BKL dan anggota dalam pendampingan untuk mempersiapkan lansia tangguh, mandiri dan produktif. Dan meningkatnya wawasan dan keterampilan kader dan anggota dalam penerapan tujuh dimensi lansia tangguh, ujar Weldi. ( rs )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *