Ratusan Pelajar di Bengkulu Ikuti Sosialisasi Pencegahan Stunting

Bengkulu, IPKB – Ratusan remaja pelajar dan mahasiswa di Provinsi Bengkulu ikuti sosialisasi pencegahan sunting. Langkah itu merupakan bagian dari peran intevensi sensitif pencegahan stunting dari sektor hulu. Dengan sasaran awal remaja, calon penganting, ibu hamil, menyusui dan keluarga baduta serta keluarga balita.

Remaja pelajar di Bengkulu ikuti sosialisasi pencegahan stunting, Selasa, 12/4.

Pendidikan dini pencegahan stunting tersebut diprakarsai oleh Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Provinsi Bengkulu pada Selasa, 12 – April – 2022. Yang diikuti mahasiswa Poltekes Kemenkes Kota Bengkulu, pelajar SMP Negeri 18 Kota Bengkulu, Madrasyah Aliyah Mambaul Ulum Kabupaten Bengkulu Tengah, SMP Negeri 7 Bengkulu Tengah dan SMP Negeri 30 Bengkulu Tengah. Dengan melibatkan peerta sebanyak 365 orang pelajar dan mahasiswa.

GenRe Bengkulu edukasi pelajar atasi stunting, Selasa, 12/4.

Ketua IPeKB Provinsi Bengkulu Ir. Unar Mansono kepada pewarta menyampaikan bahwa guna lebih memudahkan masuknya materi terhadap peserta kelompok remaja. Maka pihaknya menggandeng Duta Remaja Provinsi Bengkulu yang tergabung sebagai Duta Generasi Berencana (GenRe) 2022, kata Unar di Bengkulu, Selasa, 12/4.

” Ikut sertanya kita (IPeKB) memberikan pendidikan dini terhadap remaja pelajar dan mahasiswa dalam pencegahan stunting itu dikarenakan sebagai organisasi profesi yang menjadi bagian tim percepatan penurunan stunting di tingkat kecamatan hingga desa. Atas dasar itu persoalan stunting bagian dari tanggungjawab IPeKB, ” kata Unar.

Hal itu dilakukan dalam rangka mewujudkan generasi unggul, berkualitas menuju Indonesia maju pada 2045. Mendorong hal tersebut, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden ( Perpres ) Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting di tanah air.

Unar mengulangi, pencegahan stunting dari sektor hulu yang dituangkan dalam perpres tersebut yaitu kelompok remaja, catin, ibu hamil, ibu menyusi dan keluarga balita. Langkah-langkah pendekatan terhadap keluarga berisiko stunting itu dapat mengurangi kasus stunting di Bumi Rafflesia yang masih terbilang tinggi.

Dimana, kata Unar, berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyebutkan kasus stunting di Bengkulu masih pada angka 22,1 persen. Angka tersebut masih tinggi di atas toleransi World Health Organization (WHO) sebesar 20 persen. Melalui aksi edukasi dini terhadap remaja dapat menurukan prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu hingga 12,55 persen pada 2024, akhiri Unar. (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *