Ribuan Peserta KB Baru di Bengkulu Gunakan Metode Jangka Panjang
Bengkulu, IPKB – Dari puluhan ribu capaian peserta KB baru di Provinsi Bengkulu pada tahun 2021 lalu. Terdapat sebanyak 6.555 akseptor menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang ( MKJP )seperti intera uterine device ( IUD ) mencapai 1.103 akseptor, medis operatif wanita ( MOW ) sebanyak 347 peserta, medis operatif pria ( MOP ) 37, serta implant sebanyak 5.068 peserta.
Akseptor atau peserta KB baru, yaitu PUS yang pertama kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau persalinan, kata Koordinator Bidang Advokasi dan Penggerakan Informasi (ADPIN ) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Drs. Zainin kepada pewarta di kantornya belum lama ini.

Berdasarkan hasil laporan rutin BKKBN Bengkulu akhir 2021 lalu. Jumlah peserta KB baru hingga Desember tahun lalu sebanyak 28.843 akseptor dengan menggunakan sejumlah metode kontrasepsi yang tersebar di sejumlah daerah kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.
Peserta MKJP tersebut terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 1.127, Bengkulu Selatan terdapat 821 akseptor, Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 653 peserta, Kota Bengkulu sebanyak 733, Kabupaten Mukomuko 503 peserta, Kabupaten kaur sebanyak 1.044 peserta, Kabupaten Seluma 629 akseptor, Kepahiang sebanyak 446 peserta, Kabupaten Lebong terdapat 280 peserta dan Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 319 akseptor, jelas Zainin.
MKJP adalah alat kontrasepsi yang digunakan untuk menunda kehamilan, serta menghentikan kesuburan yang digunakan dengan jangka panjang meliputi alat kontrasepsi dalam rahim IUD, Implan dan kontrasepsi mantap MOW dan MOP.
Metode jangka panjang, kata Zainin, merupakan jenis kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat bertahan dalam waktu cukup lama mulai tiga tahun sampai seumur hidup seperti KB steril pria maupun wanita. Yang tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah serta komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode kontrasepsi yang lain.
MKJP lebih efektif dalam mencegah putus pakai kontrasepsi yang dapat berdampak pada kahamilan yang tidak diinginkan, pungkas Zainin. ( rs )