Rusman : BKKBN Sasar Generasi Millenial

Bengkulu, IPKB – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan usia 40 tahun lebih sejak berdiri pada 1970 an mengemban amanat program pengendalian kelahiran. Dan telah berhasil menekan dari angka 6,7 anak lahir tiap wanita selama masa subur. Kini mampu menyentuh angka 2,3 kelahiran total, (SDKI) 2017.

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan keluarga, tidak hanya merubah nomenklatur lembaga dari Badan “Koordinator Keluarga Berencana Nasional, menjadi lembaga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional “. Perubahan itu meluaskan tanggungjawab dalam pelaksanaan pembangunan kependudukan, dengan meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

Kepala Pwk BKKBN Bengkulu, Rusman Efendi (kiri) bersama Bupati Mukomuko, Choirul Huda (kanan) (Foto AKIE/Idris)

Dengan perundangan itu, BKKBN merubah identitas untuk memudahkan jangkauan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) dalam menyasar generasi millenian dan zillenial.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi, MM dalam audiensi kepada sejumlah kepala daerah kabupaten/kota, bahkan ketika Advokasi bersama gubernur Bengkulu pun disampaikannya program-program BKKBN ” menuju cara baru, untuk generasi baru “.

Kepada sejumlah pemimpin daerah di Provinsi Bengkulu dalam audiensi terhadap bupati dan walikota kenalkan BKKBN dengan program-program pembangunan kependudukan yang menyasar generasi millenial dan zillenial setelah merebanding identitas lembaga.

Ia mengatakan, rebranding merupakan perubahan agar relevan dan mudah terhubungnya program terhadap sasaran utama. Yaitu generasi millenial dan zillenial, kata Rusman kepada wartawan usai bincang progam bersama Bupati Mukomuko H. Choirul Huda di Balai Daerah Kabupaten Mukomuko belum lama ini.

Generasi Millenial dan Zillenial merupakan fase terdepan dalam pembangunan siklus keluarga. Dengan dijadikannya sebagai sasaran utama program pembangunan kependudukan maka diyakini pelaksanaan program tersebut dapat menempatkan manusia sebagai objek pembangunan. Pembangunan manusia yang berkualitas dimulai dari penyiapan kehidupannya, ujar Rusman.

Disetiap kunjungannya Rusman menyampaikan logo baru BKKBN setelah rebranding. Salah satu simbol yang selalu dipopulerkannya yaitu, simbol “Cinta” dimana simbol itu memiliki arti bahwa awal sebuah perencanaan adalah dari cinta dan kasih sayang yang tulus dan keharmonisan keluarga yang didukung, oleh lingkungan yang saling mendukung “.

Sasaran millenia dan zillenial, kata Rusman, lebih menitik beratkan pada kaum remaja. Dimana menekankan program peningkatan kesehatan reproduksi. Program itu berupaya keras untuk menekan perkawinan usia anak yakni usia di bawah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun lak-laki.

Diprioritasnya terhadap program tersebut karena mengingat di Bengkulu jumlah remaja yang cukup besar dengan angka mencapai 27, 07 persen dari jumlah penduduk sebanyak 1,8 juta jiwa lebih. Dengan program tersebut yang menjadi target utama maka dapat menekan angka kelahiran pada kelompok remaja atau age yang mencapai 33/1.000 kelahiran.

Dikatakan Rusman bahwa penekanan program pedewasaan usia kawin pertama itu diperkuat UU No. 52 yang tertuang dalam pasal 48 ayat (1) dimana pada hurup (a) menegaskan : peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses informasi, pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan tentang perawatan, pengasuhan dan perkembangan anak.

Sementara pada hurup (b) menegaskan dimana : peningkatan kualitas remajadengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga, demikian Rusman. (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *