Rusman : Genjot Target PB 2020

Pelayanan KB implant di Bengkulu (Photo: Idris/AKIE)

Bengkulu, IPKB – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi, MM minta kepada seluruh komponen lembaga penyelenggara program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana ( Bangga Kencana ) di daerah untuk menggenjot target peserta baru (PB) keluarga berencana (KB) 2020.

Imbauan tersebut disampaikannya mengingat capaian akseptor baru tahun ini masih terbilang rendah masih dibawah 50 persen dari sasaran yang telah diteken dalam kontrak kinerja pemerintah (KKP) 2020 pada rapat kerja daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana awal tahun lalu.

Ir. Rusman Efendi, MM
Kepala Pwk BKKBN Prov. Bengkulu

” Hingga Oktober 2020 PB kita masih berada pada angka 41, 17 persen atau sebanyak 22.798 peserta. Dengan target atau perkiraan permintaan masyarakat (PPM) sebesar 55.371 pasangan usia subur (PUS),” kata Rusman pada apel pagi, Senin 14/12.

Ia mengatakan, capaian sebesar itu masih rendah sehingga perlu ditingkatkan dengan berbagai strategi, meskipun sisa waktu yang relatif singkat. Sisa waktu yang ada tinggal beberapa hari ini tidak harus menjadikan semangat kerja menurun.

Rendahnya capai kinerja dapat disebabkan tidak mengetahui target kerja baik oleh petugas KB hingga organisasi perangkat daerah (OPD) masiung-masing kabupaten/kota. Mestinya hal demikian itu tidak perlu terjadi sehingga dapat mengetahui sasaran kerja.

” Tidak mungkin masing-masing daerah tidak mengetahui target, karena kita telah menandatangani kontrak kinerja pemerintah (KKP),” kata Rusman.

Untuk meningkatkan kesertaan KB baru 2020 terlebih dahulu mengetahui berapa capaian yang telah dihasilkan tiap daerah kabupaten, serta perlu mengetahui penyebab rendahnya capaian PB. Dengan demikian maka dapat menemukan strategi yang harus dilakukan, ujarnya.

Selain mengetahui target atau sasaran kerja, tidak kalah penting perlu dilakukan dengan meningkatkan koordinasi bersama petugas di fasilitas kesehatan (faskes) dan petugas lapangan KB untuk menyisir lokasi yang masih rendah perseta KB baru masing-masing wilayah.

Ia menambahkan, selain itu petugas program KB harus mengetahui jumlah PUS yang tidak ber-KB atau disebut unmet need, khususnya yang tidak ingin anak lagi dan ingin anak ditunda, tetapi PUS kelompok tersebut tidak menggunakan kontrasepsi, pintanya.

Sehingga dengan berbagai strategi dan langkah dalam mengejar sasaran yang tertinggal itu, PPM peserta baru di Bengkulu dapat meningkat, minimal harus ditargetkan mencapai 70 persen PB 2020.

” Tingkatkan koordinasi berdama PKB dan petugas Faskes untuk menyisir wilayah rendah capaian peserta KB, kita memiliki sebanyak 285 PKB yang tersebar di sejumlah wilayah kabupaten/kota di Bengkulu,
melalui koordinasi bersama PKB dan mitra di tiap daerah di kita yakini dapat menambah capaian PB, ujarnya optimis.

PB pada Oktober sebesar 2.647 peserta terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 241 akseptor, Bengkulu Selatan dan Kabupaten Rejang Lebong masing-masing 161 peserta, Kota Bengkulu meraih PB sebanyak 247, Kabupaten Mukomuko 179, dan Kabupaten Kaur 504 peserta.

Sementara peserta baru pada bulan yang sama terdapat di Kabupaten Seluma sebanyak 155 peserta, Kepahiang 297, Kabupaten Lebong 645 peserta, dan terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah hanya sebanyak 57 akseptor baru.

Capaian PB pada Oktober sebanyak itu masih dominan PUS dengan menggunakan kontrasepsi metode jangka pendek dan hormonal seperti pil sebanyak 627 peserta dan suntik mencapai 1.474 peserta.

Dikatakan Rusman, potret tersebut mengisyarakatkan bahwa pelaksanaan program KB di Bengkulu masih sangat diperlukan kerja keras agar dapat meningkatkan kualitas program KB dengan menumbuhkan minat PUS menggunakan alat dan obat kontrasepsi non hormonal dan jangka panjang, demikian Rusman. (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *