Rusman : Stunting Hambat Kualitas SDM

Bengkulu, IPKB – Berbicara tentang kualitas penduduk dan hambatannya. Pelaksana tugas (Plt) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi, MM menyebutkan bahwa salah satu penyebab rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah stunting.

” Selain rendahnya tingkat pendidikan, stunting juga penyebab rendahnya kualits SDM, sebab berdampak secara multi sektor, baik berdampak secara individu, maupun berdampak pada masyarakat dan negara,” kata Rusman Efendi ketika membuka temu kerja pengelola Generasi Berencana (GenRe) tingkat Provinsi Bengkulu akhir Januari belum lama ini.Plt. Kepala pwk BKKBN Prov. Bengkulu Ir. Rusman Efendi, MM

Stunting adalah kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain se-usianya, atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada dibawah standar pada usianya. Yang diakibatkan oleh kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama. Dimana sejak konsepsi kehamilan hingga hingga usia anak pada dua tahun yang menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

Dampak stunting pada tingkat individu yakni terhambatnya perkembangan otak dan fisik, di tingkat masyarakat dan negara stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan angka kemiskinan dan kesakitan sehingga menjadi beban bangsa.

Sehingga pemerintah tetapkan hal tersebut (stunting) dalam program prioritas nasional (Pro PN) untuk mencegah berkembangnya stunting di tanah air,” ujar Rusman.

Pemerintah pusat melalui agenda kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo 2020-2024 secara tegas akan memprioritaskan pembangunan SDM, karena dengan SDM yang unggul akan membawa bangsa Indonesia lebih maju.

Dikatakan Rusman, dalam mengimplementasikan agenda besar itu, BKKBN kembangkan program ketahanan keluarga melalui kelompok kegiatan bina-bina. Bina ketahanan balita, remaja, dan bina ketahanan lansia. GenRe, merupakan program bina ketahanan remaja dimana dapat membantu pemerintah dalam pembangunan kependudukan meningkatkan kualitas SDM melalui sosialisasi program pendewasaan usia perkawinan (PUP) penyalah gunaan narkotika dan dan zat adiktif lainnya, serta remaja dapat menghindari seks pra nikah.

Dikatakan Rusman, Bengkulu terdapat pusat informasi konseling-Remaja (PIK-R) 335 kelompok, dan sebanyak 144 kelompok bina ketahanan remaja (BKR). Hadirnya kelompok ketahanan tersebut dapat menjawab tantang pemerintah dalam pembangunan ketahanan keluarga, pungkas Rusman. (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *