Strategi KB Pasca Covid-19 Dalam Antisipasi Los Kelahiran

Bengkulu, IPKB – Beragam strategi dunia dalam menangani pandemi virus Corona jenis baru Covid-19 yang telah menyebar luas hingga ratusan negara. Beberapa negara dengan berlakukan lockdown, sosial distancing. Pemerintah Indonesia berlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Semua itu bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap warga negara dari ancaman sebaran virus mematikan itu.

Di Indonesia selain ancaman tengah penyebaran virus Corona, pasca pandemipun ancaman itu menjadi momok pembangunan kependudukan yang dikhawatirkan akan terjadi kelahiran yang los pasca pandemi Covid-19.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Ir. Rusman efendi, MM kepada wartawan di ruang kerjanya menyampaikan bahwa, ancaman di tengah penyebaran virus yakni kematian dan pasca pandemi dengan ancaman akan terjadinya ” los kelahiran ” bayi.

Kepala Pwk BKKBN Bengkulu, Ir. Rusman Efendi, MM

Mengatasi kekhawatiran los kelahiran itu lakukan berbagai strategi pendekatan, kata Rusman. ” Program Keluarga Berencana (KB) mengantisipasi dampak sosial pasca Covid-19 yakni terjadinya ” los kelahiran ” akibat putus pakai kontrasepsi metode jangka pendek “.

Ia mengatakan, pelaksanaan program dalam kerangka pembangunan keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) harus mengintervensi pandemi Corona-19. Baik intervensi pada penanganan sebaran virus hingga pada pasca isu pandemi itu.

Strategi penanganan yang dilakukan dengan membantu pemerintah dalam penyediaan dan penyaluran alat pelindung diri (APD) berupa masker dan hand scoon serta menjamin ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (Alokon) agar pasangan usia subur tidak mengalami putus pakai kontrasepsi.

Dikatakan Rusman, selain menjamin ketersediaan alokok, strategi atasi los kelahiran pasca Covid-19 bahwa pihaknya lakukan KIE atau edukasi kepada masyarakat melalui petugas KB, kader KB desa serta jalin

kerjasama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Bengkulu untuk tetap memberikan pelayanan pemasangan kontrasepsi di tengah isu Covid-19.

Dengan tersedianya alokon maka dapat mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan akibat tidak terlayaninya masyarakat dalam penggunaan kontrasepsi KB, kata Rusman, Selasa,14/4 kemarin.

Ia mengatakan, kontrasepsi yang rawan terjadinya putus pakai itu ada tiga jenis kontrasepsi yang semuannya metode jangka pendek, seperti pil, suntik dan kondom.

” Kita khawatir terhadap pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi metode jangka pendek itu akan mengalami kehamilan tidak diinginkan akibat tidak mendapatkan pelayanan KB di tengah Covid-19 “.

Berdasarkan perkiraan permintaan masyarakat (PPM) peserta KB aktif 2020 di Provinsi Bengkulu mencapai 233.298 peserta. terdapat menggunakan jenis suntik sebanyak 177.551 akseptor, pil 40.308 peserta dan kondom sebanyak 16.039.

Ia mengimbau kepada pasangan usia subur agar tetap mendatangi Faskes untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi, tetapi tetap mengindahkan protokol keselamatan jiwa dari sebaran virus. Tetap menggunakan masker, mengatur jarak interaksi agar terhalang dari papaparan virus tersebut, imbuhnya.(rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *