Tekan Stunting Pemdes Diminta Terus Gaungkan Cegah Nikah Anak

Bengkulu, IPKB – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Elva Hartati, S.IP., M.M mengajak pemerintahan desa (Pemdes) terus menggaungkan program pendewasaan usia perkawinan (PUP) dengan mencegah pernikahan usia anak guna mendorong percepatan penurunan stunting.
Pasalnya, terjadinya kasus stunting dapat disebabkan oleh peristiwa pernikahan usia anak dan tingginya kasus stunting di daerah itu diyakini nikah usia anak penyumbang tertinggi. Idealnya usia pernikahan pertama bagi remaja putri pada 21 tahun dan 25 tahun bagi remaja pria. Pada usia ideal tersebut kesehatan reproduksi pada pase matang untuk berproduksi atau melahirkan.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi IX DPR-RI Elva Hartati saat kampanye percepatan penurunan stunting bersama Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu di Desa Kembang Ayun, Kecamatan Pomdok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Kamis, 21/7.

Berlangsungnya kampanye stunting tersebut atas kerjasama Perwakilan BKKBN Bengkulu, DPR RI dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah. Yang menghadirkan ratusan keluarga berisiko stunting dan kader bangga kencana. Di tengah ratusan peserta sosialisasi stunting di Desa Kembang Ayun itu tampak hadir Penjabat Bupati Bengkulu Tengah Dr. Heriyandi Roni, pejabat di lingkungan pemerintahan kabupaten.
Dikatakan Elva, kampanye stunting di salah satu desa kampung keluarga berkualitas (KB) di Kabupaten Bengkulu Tengah itu sebagai strategi dan upaya pemerintah meretas kemiskinan dan keterginggalan masyarakat perdesaan yang dinilai masih terbelakang itu. Sehingga nantinya melalui sosialisasi program pembangunan kependudukan dapat menumbuhkan kualitas kesehatan dan tarap kehidupan manusia yang lebih sejahtera.
Kita harapkan melalui kampanye penurunan stunting secara kolaborasi itu akan mempercepat turunya prevalensi stunting di daerah ini, Bengkulu Tengah dengan angka stunting mencapai 25,5 persen posisi ke-dua besar setelah Rejang Lebong mencapai 26,0 persen.
Sementara itu Penjabat Bupati Bengkulu Tengah Dr. Heriyandi Roni dalam dialog kampanye penurunan stunting pekan ke-tiga Juli baru ini menyempaikan bahwa pemerintah daerah setempat tengah menggulirkan beberapa program dan kebijakan bersama delapan instansi teknis penanganan stunting.
“Baik dalam intervensi sensitif maupun spesifik kita tengah mengintegrasikan kebijakan dan anggaran agar bersama-sama menangani stuntig menuju keluarga berkualitas dan mandiri, ujar Roni.
“Strategi-strategi yang diambil instansi dalam menangani stunting kita pemerintah daerah akan terus mendorong guna mewujudkan keluarga berkualitas, seperti penguatan peran TP2S, pemanfaatan dana desa dalam menekan stunting”.
Kepala Desa Kembang Ayun, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah Listimewa usai mengikuti sosialisasi kampanye kepada wartawan menyampaikan bahwa sosialisasi di desanya itu merupakan langkah tepat dalam mendorong peningkatan kualitas SDM di desanya terytama dalam meningkatkan kualitas kesehatan, pendididikan.
Pasalnya, Puskesmas pembantu (Pustu) tidak terdapat tenaga kesehatan, dan bangunan pun terbengkalai kosong dan memprihatinkan, demikian Listimewa.(rs)