Tingkat Kebahagian Masyarakat Bengkulu Tergolong Rendah

Bengkulu, IPKB – Tingkat kebahagian masyarakat di Provinsi Bengkulu masih tergolong rendah dengan indek kebahagian rata-rata 70,61 persen. Yang di bawah indek kebahagian nasional. Sehingga menempatkan Provinsi Bengkulu pada peringkat 25 dari 34 provinsi di tanah air tingkat kebahagiannya.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 angka itu menempatkan Bengkulu sebagai provinsi yang kurang bahagia, kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk (Dalduk) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Drs. Agus Supardi kepada wartawan di kantornya belum lama ini.

Provinsi dengan peringkat kebahagiaan tertinggi adalah Maluku Utara dengan nilai 75,68 persen, sedangkan Papua memiliki indeks kebahagiaan terendah yaitu 67,52 persen, dan indeks kebahagiaan ratarata di Indonesia sebesar 70,69 persen.

Dikatakan Agus, banyak indikator yang menjadi pendorong masyarakat Bengkulu tidak bahagia, seperti pendidikan, keterampilan, pendapatan rumah tangga, kesehatan, pengembangan diri, perasaan khawatir/cemas, pekerjaan/usaha atau kegiatan utama, perasaan tidak tertekan, dan kondisi rumah dan fasilitas rumah.

Dari rilis tersebut juga menyebutkan, berdasarkan indikator indeks kebahagiaan, penduduk Provinsi Bengkulu paling tidak puas dengan tingkat pendidikan. Terdapat 10 provinsi tingkat bahagia rendah dan keterampilannya dengan angka 58,57. Indikator lain yang memiliki indeks di bawah 70 yaitu pendapatan rumah tangga, kesehatan, pengembangan diri, perasaan khawatir/cemas, pekerjaan/usaha /kegiatan utama, perasaan tidak tertekan, dan kondisi rumah dan fasilitas rumah. Sementara indikator paling tinggi pada keharmonisan keluarga dengan angka 81,51 persen.

Indikator yang memiliki indeks tertinggi adalah perasaan senang/riang/gembira dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari pada tingkatan 75,62, sedangkan yang terendah adalah perasaan tidak khawatir/cemas dengan nilai 63,85. Pada dimensi makna hidup (eudaimonia), indikator yang memiliki indeks tertinggi adalah tujuan hidup 76,38 persen, sebaliknya yang terendah adalah pengembangan diri dengan angka 64,44 persen.

Menurut Agus Supardi, terhadap di atas, perlu mengedepankan pelaksanaan program pembangunan keluarga. Dengan cara pengembangan diri melalui kelompok kegiatan bina-bina dan penerapan 8 fungsi keluarga.

Pembangunan Keluarga, merupakan upaya mewujudkan keluarga erkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Dimana Keluarga berkualitas menurut UU no 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis, ujar Agus.

Kebahagiaan dalam sebuah keluarga, bukanlah hal mudah untuk diraih dan dirasakan, maka dari itu, kata Agus, perlu mengetahui dan memahami kiat-kiat meraih hal tersebut.

BKKBN menyusun indeks Pembangunan Keluarga (IPK) yang akan dijadikan pedoman dalam mengukur capaian pembangunan keluarga di Indonesia, Indeks Pembangunan Keluarga menjelaskan kualitas keluarga yang ditunjukkan oleh ketenteraman, kemandirian dan kebahagiaan keluarga.

Dan memberikan gambaran peran dan fungsi keluarga di Indonesia, yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi para pemangku kepentingan, pengambil kebijakan dalam merumuskan kebijakan/program/kegiatan baru dan atau menyempurnakannya yang ada saat ini agar tercapai hakikat dari berdirinya sebuah keluarga.(rs)

One thought on “Tingkat Kebahagian Masyarakat Bengkulu Tergolong Rendah

  • 26/06/2020 pada 17:27
    Permalink

    Berkaitan dengan tingkat kebahagiaan keluarga di prov Bengkulu masih tergolong rendah, tentunya menyikapi hal tersebut Pembangunan keluarga di segala asfek harus di kedepankan atau di masukan kedalam Perioritas utama dalam Progaram pembangunan provinsi Bengkulu.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *