Tingkatkan Pendidikan Upaya Tekan Nikah Dini

Bengkulu, IPKB – Pendidikan merupakan faktor utama yang memengaruhi individu dalam hal pengetahuan, sikap maupun perilaku. Sehingga pendidikan merupakan faktor penentu utama dari gaya hidup dan status seseorang dalam masyarakat.

Maka pendidikan merupakan salah satu strategi dan upaya dalam menekan peristiwa nikah dini di tengah masyarakat. Semakin tinggi minat belajar maka kian besar peluang menurunnya angka pernikahan usia anak yang berdampak pada sosial masyarakat.

Jumlah penduduk pada 2019 diproyeksikan 267 juta jiwa. Terdapat kelompok anak usia sekolah 10-19 tahun mencapai 44,19 juta jiwa, Yang diantaranya terdapat kelompok umur 10-14 tahun sebanyak 22,06 juta jiwa dan 22,13 juta jiwa penduduk dengan kelompok umur 15-19 tahun.

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, dimana merilis tingkat pendidikan masyarakat di Bengkulu masih tergolong rendah. ” Persentase wanita dan pria belum kawin umur 15-24 tahun menurut pendidikan dimana menyebutkan sebesar 51 persen pria tamat SD dan wanita hanya sebesar 49 persen.

Kepala perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi, MM menyebutkan, pendidikan formal maupun nonformal menjadi bagian dari upaya mencegah terjadinya perkawinan usia anak. Jadi sebagai strategi untuk menekan angka pernikahan usai anak perlu meningkatkan minat belajar dan pendidikan apada anak, kata Rusman.

Ia mengatakan, terhadap hal itu, BKKBN melalui UU Nomor 52/2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Mengembangkan program pusat informasi konseling -remaja (PIK-R) dan forum Generasi Berencana (GenRe) intervensi program pembangunan kependudukan.

Di Bengkulu terdapat sebanyak 515 kelompok yang tersebar di sejumlah daerah kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Diantaranya 415 kelompok tumbuh, tegak sebanyak 73 kelompok dan tegar terdapat 27 kelompok.(rs)