TPPS Kota Bengkulu Ajak Pemprov Edukasi Pelajar Cegah Stunting

Ketua TPPS Provinsi Bengkulu Wagub Rosjonsyah (kiri) memimpin rapat bersama Wawalikota Bengkulu dan BKKBN,Senin, 6/6

Bengkulu, IPKB – Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bengkulu dalam hal ini dijabat Wakil Walikota Bengkulu Dr. Dedi Wahyudi. Saat audiensi bersama pemerintah provinsi dan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) setempat, Dedi mengajak Ketua TPPS Provinsi Wakil Gubernur Bengkulu Dr. Rosjonsyah untuk mengedukasi para pelajar tingkat sekolah menengah atas (SMA) di Kota Bengkulu dalam upaya pencegahan secara dini risiko stunting.

Edukasi stunting bagi pelajar/siswa merupakan implementasi dari peran sensitif TPPS dalam pencegahan potensi risiko stunting bagi kalangan remaja. Terhadap pelajar, edukasi diperlukan tentang dampak dan risiko dari pernikahan usia anak. Atas kasus pernikahan usai anak akan memberi peluang lahirnya bayi stunting.

Dr. Dedi Wahyudi, Ketua TPPS Kota Bengkulu saat rapat bersama TPPS Provinsi Bengkulu, Senin, 6/6. (AKIE)

Pihaknya (Pemkot red) telah menyusun kegiatan dalam sosialisasi stunting terhadap remaja pelajar tingkat sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Bengkulu. Untuk akselerasi pencegahan stunting perlu juga sosialisasi di tingkat SMA.

Pelajar harus mampu menghindari pernikahan usia anak, sebab, dapat melahirkan generasi lemah alias bayi stunting. Remaja hendaknya nikahlah pada usia yang ideal agar menelorkan generasi sehat dan berkualitas sebagai penerus pembangunan, imbuh Dedi.

” Stunting di Bengkulu pada pase lampu kuning, dengan angka 22,2 persen, yang artinya dari lima bayi lahir terdapat satu anak lahir dengan kondisi stunting’ kondisi tersebut sangat memprihatinkan masa depan generasi penerus pembangunan dan menghambat Indonesia Emas 2045,” kata Dedi Wahyudi ketika menghadiri undangan Ketua TPPS Provinsi Bengkulu dalam rapat membahas strategi percepatan penanganan stunting di Bumi Rafflesia di ruang rapat Wagub, Senin, 6/6.

Menurut Dedi, untuk diterimanya sosialisasi dikalangan remaja (sekolah) pemerintah perlu memberikan doorprize sebagai pemikat minat. Dan selain itu perlu melibatkan genarasi muda dalam menyampaikan materi supaya mudah menyesuaikan kondisi remaja yaitu PIK-R maupun Duat Stunting.

Dalam penyediaan dooprize, ia mengajakpemerintah agar mengalokasikan melalui anggaran pendapatan belanja daerah-perubahan (APBDP) 2022.

Ia optimis jika penanganan stunting dilakukan dengan strategi dan tepat sasaran maka Bengkulu akan meraih status “Zero Stunting” 2024 ujarnya di depan Wakil Gubernur Rosjonsyah selaku Ketua TPPS Provinsi Bengkulu. (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *