UPPKS Di Tengah Pandemi Covid-19

Bengkulu, IPKB – Program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selain menurunkan kelahiran, di lembaga pemerintah non kementerian itu juga terdapat kewenangannya meningkatkan ekonomi keluarga. Program itu dikenal dengan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) terutama bagi keluarga pra sejahtera, dan keluarga sejahtera I.

UPPKS merupakan kelompok kegiatan ekonomi mikro yang berskala industri rumah tangga. Program tersebut di kembangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga Indonesia dalam upaya mengentaskan kemiskinan.

Pada masa pandemi Covid-19 yang telah mewabah dunia itu, berdampak hingga pada sektor ekonomi kecil menengah khususnya kelompok UPPKS di Bengkulu.

Sri D, Ketua Kelpompo UPPKS “Sri Abon” produksi merosot tajam (Photo Idris)

Penyusuran warta pada awal April terhadap kelompok UPPKS di Kota Bengkulu masa pandemi virus corona baru, menemukan beberapa kelompok penggiat ekonomi keluarga itu cukup terdampak terhadap wabah virus tersebut. Kelompok UPPKS Zafil dan kelompok pengrajin abon ikan (UPPKS Sri) merasakan dampak isu wabah virus corona hingga Bengkulu. Dua kelompok pengrajin dan penggiat ekonomi keluarga pra sejahtera itu telah berdiri sejak lima tahun lalu dengan produk unggulan makanan khas daerah Bengkulu, seperti Kue Tart, sirup jeruk kalamansi, Lempuk Durian, serta usaha pemanfaatan hasil laut Bengkulu yaitu abon Ikan Tuna.

Semua itu harus mengurangi produksi sejak pandemi Covid-19 dan hingga akhirnya tutup total. Yang kembali berdampak terhadap ekonomi keluarga pra sejahtera di daerah itu.

Yusfi (51) koordinator UPPKS Zafil mengaku sejak merebaknya isu wabah Corona di Bumi Rafflesia Maret lalu, kelompok pengrajin itu mengurangi produksi dari sebelumnya hingga pada akhirnya usaha tersebut tutup. Hal senada juga dialami pengrajin abon ikan tuna Sri Daryanti (45). Namun sedikit beruntung ibu ” Sri Abon “yang pernah mendapat penghargaan dari BKKBN pada 2018 lalu itu. Masih tetap berproduksi, namun jauh berkurang dari sebelumnya yang mencapai rata-rata sekitar 100 kg abon ikan tuna tiap bulan.

” Saat ini kita produksi sekitar 10 kg dan, hingga saat ini belum ada pesanan, sehingga kita belum berani untuk menambah stock penjualan,” ujar Sri.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi, MM melalui Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN setempat Weldi Suisno, S.Pd, M.E mengatakan, di Bengkulu kelompok UPPKS telah dibentuk sebanyak 860 kelompok yang tersebar disejumlah daerah kabuaten/kota di daerah itu. Dengan berbagai kegiatan usaha, yakni produksi industri rumah tangga, pertanian, peternakan, pelayanan jasa, dan lainnya.

 Pembuatan kue khas Bengkulu oleh UPPKS  Cemara Indah Kota Bengkulu (Photo Idris)

Terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan sebanyak 147 kelompok, Rejang Lebong 32, Bengkulu Utara 171 kelompok, Kabupaten Kaur terdapat 84 kelompok, Seluma sebanyak 69, Mukomuko 150, Kabupaten Lebong 63 kelompok,  Kepahiang sebanyak 57 kelompok, Bengkulu Tengah 20 dan Kota Bengkulu sebanyak 67 kelompok.  Kelompok UPPKS sebanyak itu menghimpun anggota mencapai 5.458 orang ibu-ibu keluarga peserta KB, ujar Weldi.

Ia mengatakan, bahwa sejak dibentuknya program tersebut telah membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat ekonomi kecil. Hingga produk industri kelompok peserta KB mampu menembus pasar nasional.

Pada masa pandemi virus yang sejak beberapa bulan ini, ia tidak menampik akan berdampak terhadap eksistensi usaha kelompok ibu-ibu peserta KB di derah itu. Namun pihaknya tetap berusaha untuk menjaga kesinambungan kegiatan dengan membantu pemasaran produksi dari UPPKS itu. ” Pada masa pandemi kita dorong kelompok UPPKS dengan menjual sistem online kepada mitra kerja hingga luar Provinsi Bengkulu.

Ia mengatakan, ditengah wabah virus corona, tidak semua kelompok UPPKS yang gulung tikar. Terlihat masih adanyakan produknya UPPKS yang tetap beredar di pasar lokal (Bengkulu).

” UPPKS Cemara Indah Kota Bengkulu, dan Kelompok UPPKS Wanita Mandiri Kabupaten Lebong masih menghasilkan kerajinan dan beredar dipasar, yang menyesuaikan kondisi pasar”.

Dengan upaya itu dapat meringankan beban usaha para pengrajin dan penggiat ekonomi keluarga pra sejahtera itu, melalui

kelompok kegiatan UPPKS agar menurunkan jumlah angka kemiskinan di Bengkulu dan meningkatnya kualitas hidup manusia, pungkas Weldi.(rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *