Wagub : Atasi Persoalan Stunting Menuntut Kerja Terpadu Lintas Sektor

 

Deputi Bidang ADPIN BKKBN photo bersama usai membuka Kegiatan Kolaborasi Bid. Adpin , Rabu, 25/5.

Bengkulu, IPKB – Wakil Gubernur Bengkulu Dr.E. Rosjonsyah selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Provinsi Bengkulu kembali angkat bicara tentang stunting.

Ia mengajak segenap lembaga pemerintah dan masyarakat untuk mengambil peran dalam pelaksanaan program pembangunan khususnya penanganan masalah stunting di Bumi Rafflesia yang masih terbilang tinggi.

“Persoalan stunting yang merupakan masalah nasional memerlukan kerja sama dan terpadu secara lintas sektor, sehingga dapat mengatasi dengan menurunkan potensi risiko stunting di Bengkulu”.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Bengkulu Dr. Rosjonsyah melalui Kepala Dinas Kesehatan H.Herwan Antoni, SKM., M.Kes., M.Si pada kolaborasi kegiatan bidang advokasi dan penggerakan informasi (ADPIN) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Rabu, 25/5.

Untuk terjalinnya kerja terpadu, pemerintahan setempat telah menyiapkan langkah-langkah konvergensi. Telah dibentuknya TP2S provinsi, kabupaten/kota hingga kelurahan/desa. Selain itu, di Bengkulu terdapat satuan tugas (satgas) TP2S Provinsi Bengkulu hingga kabupaten/kota.

Kadis Dinkes Prov. Bengkulu Herwan Antoni mewakili Wagub Rosjonsyah pada Pertemuan Kolaborasi Bidang Adpin BKKBN.

Kolaborasi dan kerja terpadu penanganan stunting telah dituangkan dalam Peraturan Presiden ( Perpres ) Nomor 72/ 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Saya mengapresiasi kegiatan yang sangat strategis ini yang telah dilaporkan oleh kepala perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu dimana pertemuan yang dilaksanakan secara lintas sektor dan terpadu sehingga dapat memberikan daya ungkit percepatan penurunan stunting di Provinsi Bengkulu,”ujarnya.

Dalam mendorong percepatan penurunan stunting, BKKBN telah menyiapkan satgas stunting sebagai tim independen dan ahli di bidang pemberdayaan masyarakat yang nantinya akan berkolaborasi dengan tim percepatan penurunan stunting. Serta membentuk tim pendamping keluarga (TPK) yang terlatih dan berperan aktif dalam penurunan stunting.

Dimana, seluruh tim tersebut dibentuk dalam upaya menurunkan angka stunting sesuai target Provinsi Bengkulu yakni 12,55 persen pada 2024, angka ini lebih kecil dibanding dengan target nasional sebesar 14 persen untuk target penurunan stunting tahun 2024.

“Dan kami (Pemprov) berterima kasih kepada BKKBN yang telah memfasilitasi terbentuknya satgas stunting serta tim pendamping keluarga”.

Ia menambahkan, perlu diketahui bersama bahwa angka stunting Provinsi Bengkulu pada 2021 sebesar 22,21 persen, tentunya perlu kerja keras untuk mencapai target provinsi pada 2024 menjadi 12,55 persen.

Persoalan stunting merupakan satu di antara persoalan bangsa Indonesia, baik menyangkut kesehatan, pendidikan, dan ekonomi maupun sosial budaya disertai dengan pandemi covid yang belum usai, sehingga cita-cita bangsa meraih sebagai Indonesia emas pada 2045 dengan memanfaatkan bonus demografi mendapat tantangan yang lebih besar.

Dikatakannya, hadirnya BKKBN melalui program bangga kencana dengan tagline-nya “Berencana Itu Keren” kiranya dapat menjadi gaya hidup yang baik bagi keluarga di Provinsi Bengkulu dan memberikan kontribusi sangat penting terhadap visi dan misi pembangunan Provinsi Bengkulu, sehingga harapan saya pada tahun 2025 dapat terwujud Provinsi Bengkulu yang maju, sejahtera, dan hebat.

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sampai dengan Maret 2022, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu sebesar 2.032.942 jiwa dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk 1.48 persen. Jumlah penduduk tertinggi pada generasi zillenial “z” atau penduduk yang lahir tahun 1997 – 2012 atau perkiraan umur saat ini 8 – 23 tahun atau sebesar 28,94 persen.
Urutan kedua generasi milenial penduduk yang lahir tahun 1981 – 1996 dengan perkiraan usia 24 – 39 tahun sebesar 26,66 persen.

Kedua generasi dengan jumlah terbesar ini merupakan aset pembangunan yang harus kita perhatikan agar puncak bonus demografi tahun 2020 – 2025 dapat menjadikan bengkulu maju dan menuju Bengkulu emas tahun 2045″.(rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *