Wakil Walikota Bengkulu Hadiri Apel Siaga TPK

Wakil Walikota Bengkulu Dr. Dedi Wahyudi (tengah) bersama mitra kerja pemkot saat hadiri apel siaga TPK, Kamis, 12/5.

Bengkulu, IPKB – Apel siaga Tim Pendamping Keluarga (TPK) berlangsung secara vitual di Kabupaten Subang Jawa Barat (Jabar) pada Kamis 12 Mei – 2022 diikuti 514 kabupaten/kota. Pemerintah Kota Bengkulu menggelar apel TPK di Berendo Kota Bengkulu yang salah satu destinasi wisata ditengah pusat kota.

Wakil Walikota Bengkulu Dr. Dedi Wahyudi bersama jajaran hadir di tengah peserta apel yang mencapai 165 orang lebih. Yang diantaranya unsur kepala pemerintah kecamatan dan kelurahan se-kota Bengkulu anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bengkulu, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) se-Kota Bengkulu, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bengkulu, Korlap KB se-Kota Bengkulu dan Perwakilan TPK kecamatan se-Kota Bengkulu.

Wawalikota Bengkulu Dedi Wahyudi saat menyampaikan sambutan pada apel siaga secara virtual yang diikuti 514 kabupaten/kota.

Apel siaga TPK merupakan aksi awal dalam mengimplementasikan isu percepatan penurunan stunting secara nasional. Dan awal dari komitmen peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif di berbagai level pemerintah, baik dari kementerian dan lembaga, pemerintah daerah hingga desa/kelurahan, kata Wakil Walikota Bengkulu Dedi Wahyudi.

Peraturan Presiden ( Perpres ) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting memberi penekanan pada pentingnya konvergensi program dan kegiatan intervensi dalam mencapai target penurunan prevalensi stunting.

Dikatakannya, pelaksanaan percepatan penurunan stunting setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi di antara pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa dan pemangku kepentingan.

Percepatan penurunan stunting yang harus dimulai dari sektor hulu dengan pendekatan intervensi yang dimulai sejak remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, anak usia 0-59 bulan. Salah satu upaya percepatan penurunan stunting dibentuk tim pendamping keluarga (TPK) yang bertugas memberikan edukasi, sosialisasi dan skrening pencegahan stunting pada tiga kelompok sasaran yaitu calon pengantin, ibu hamil dan keluarga yang memiliki anak usia dibawah dua tahun. Ketiga kelompok sasaran tersebut memang yang beresiko tinggi mengalami kasus stunting.

Ia optimis melalui kelompok kerja TPK bersama lembaga tehnis lainnya dapat meraih posisi Kota Bengkulu “zero stunting” pada 2024. Untuk meraih posos tersebut perlu adanya komitmen bersama untuk meningkatkan kinerja serta jangan terbelenggu dengan sistem kerja lama yang hanya terjebak pada rutinitas.

” Kita Pemerintah Kota Bengkulu akan mengunjungi posyandi ditiap kelurahan, untuk mengajak kader baik kader PKK, kader KB yaitu Pos KB desa dan bidan desa untuk membuat peta sasaran kerja dalam kerangka peningkatan kualitas sumber daya manusia”.

Dalam kerangka pembangunan kualitas sumber daya manusia, permasalahan stunting mempunyai dampak yang sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktifitas ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang, pungkas Dedi. (rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *